spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaKesehatanMasih Ditemukan Jajanan Puasa Mengandung Bahan Berbahaya

Masih Ditemukan Jajanan Puasa Mengandung Bahan Berbahaya

Lombok (ekbisntb.com) – Tim Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) terhadap jajanan takjil yang dijual di Jalan Airlangga dan Jalan Majapahit, Kota Mataram, menggunakan Mobil Laboratorium Keliling.

Dari 50 sampel makanan yang diuji, seperti aneka lauk pauk, kue, gorengan, bakso, cilok, kerupuk, sambal pelecing, es berwarna merah, saus, dan lainnya, ditemukan 49 sampel bebas dari bahan berbahaya. Namun, 1 sampel kerupuk terigu yang diambil dari Jalan Airlangga terdeteksi mengandung boraks.

- Iklan -

Hasil Pengawasan di Pasar Tradisional

Sebelumnya, tim BBPOM di Mataram juga melakukan uji cepat terhadap 75 sampel makanan di beberapa pasar tradisional, yaitu Pasar Mandalika, Pasar Jelojok, dan Pasar Renteng. Dari hasil pengujian tersebut, 69 sampel dinyatakan bebas bahan berbahaya, sementara 6 sampel positif boraks, yang terdiri dari 3 sampel kerupuk terigu dan 3 sampel mi basah.

Secara keseluruhan, hingga 5 Maret 2025, BBPOM di Mataram telah melakukan pengujian terhadap 125 sampel makanan, dengan hasil:

118 sampel (94,4%) bebas bahan berbahaya dan 7 sampel (5,6%) positif boraks.

Plt. Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irawan, mengungkapkan bahwa sebagian besar kerupuk terigu yang positif boraks berasal dari luar daerah, seperti Jawa, tetapi ada juga yang diproduksi secara lokal.

“Kami melihat bahwa sebagian produsen lokal sudah mulai sadar akan bahaya boraks dan tidak lagi menggunakannya. Ke depan, kami akan mendorong mereka untuk mengurus izin PIRT di Dinas Kesehatan. Dengan adanya Nomor PIRT, masyarakat bisa lebih mudah memilih kerupuk terigu yang aman untuk dikonsumsi,” ujarnya, Rabu, 5 Maret 2025.

Boraks (sodium tetraborate) adalah senyawa kimia yang biasa digunakan dalam industri sebagai pembersih, antiseptik, pengawet kayu, dan bahan dalam deterjen. Dalam industri makanan, penggunaan boraks dilarang karena dapat membahayakan kesehatan. Namun, beberapa oknum masih menggunakannya secara ilegal untuk mengawetkan makanan atau meningkatkan tekstur dan kekenyalan produk tertentu.

Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, boraks dapat menyebabkan:Gangguan pencernaan.

  • Kerusakan ginjal dan hati
  • Gangguan sistem saraf
  • Gangguan reproduksi
  • Risiko kanker

Cara Menghindari Makanan Mengandung Boraks

  • Pilih makanan dari penjual atau produsen yang terpercaya
  • Hindari makanan dengan tekstur terlalu kenyal atau tidak mudah hancur (misalnya bakso yang terlalu elastis atau tahu yang sangat keras)
  • Cermati warna makanan, karena boraks bisa membuat makanan tampak lebih cerah dan menarik
  • Gunakan test kit boraks atau lakukan uji sederhana dengan merendam makanan dalam larutan kunyit—jika berubah merah kecokelatan, kemungkinan mengandung boraks

Kegiatan Intensifikasi Keamanan Pangan Ramadhan 1446 H akan terus dilakukan hingga Idul Fitri 1445 H. Masyarakat yang ingin bertanya atau melaporkan temuan terkait obat dan makanan dapat menghubungi Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat BBPOM di Mataram melalui nomor 0878-7150-0533 atau langsung datang ke kantor BBPOM di Mataram, Jalan Catur Warga – Mataram. (bul)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan










Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut