spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisHarga Daging Ayam Mahal, Disinyalir Ada Permainan di Tingkat Pengepul

Harga Daging Ayam Mahal, Disinyalir Ada Permainan di Tingkat Pengepul

Lombok (ekbisntb.com) – Harga daging ayam di pasar tradisional masih mahal sejak dua bulan terakhir. Belum stabilnya harga ini disinyalir ada permainan di tingkat pengepul. Satuan Tugas Pangan Kota Mataram akan diturunkan untuk menelusuri permasalahan tersebut.

Perwakilan PT. Baling-Baling Bambu, Riskan Halalan menjelaskan, harga ayam di perusahaan atau kemitraan beberapa bulan sebelumnya sebenarnya anjlok atau di bawah harga pokok penjual (HPP). Hal ini disebabkan produksi meningkat tetapi daya beli masyarakat mengalami penurunan.

- Iklan -

Justru, pihaknya merasakan kenaikan harga di bulan November karena ketersediaan ayam mulai limit serta perusahaan menaikan harga. “Saat maulid justru harga ayam anjlok. Kita sebagai distributor mengikuti harga dari pabrikan. Contohnya, MSG sebagai perusahaan atau kemitraan yang menentukan harga,” jelasnya ditemui usai menghadiri rapat di Dinas Perdagangan Kota Mataram pada, Kamis (5/12).

Harga ayam di kendang Rp22 ribu-Rp23 ribu perkilogram. Pedagang biasanya menjual dengan mengambil selisih Rp13 ribu dari harga kandang. Artinya, di tingkat distributor harga ayam normal sehingga disinyalir kenaikan harga ayam di pasar tradisional disinyalir ada permainan dari pengepul atau bakulan. “Kami ini sebagai tangan pertama. Ayam yang keluar diambil oleh pengepul sebelum dijual ke pedagang,” jelasnya.

Rahmat Hidayat, Bidang Produksi PT. Baling-Baling Bambu menyebutkan, sejumlah 150 ribu ekor ayam dikeluarkan atau didistribusikan selama sepekan. Saat ini, ketersediaan ayam di kandang sedang limit  dan daya serap konsumen tinggi, sehingga menyebabkan kenaikan harga. “Ketersediaan ayam hampir limit,” sebutnya.

Pihaknya tidak mungkin menahan atau menunda pendistribusian ayam ke konsumen, karena akan berpengaruh terhadap biaya produksi. Rahmat mencontohkan, 150 ribu ekor dipelihara di kandang selama 35 hari sebelum dijual. Pihaknya akan rugi dari biaya pakan dan produksi, sehingga harus segera didistribusikan agar tidak terjadi penumpukan. “Belum lagi ayamnya hilang dan lain sebagainya. Jadi, tidak mungkin kita menunda pendistribusian karena akan membengkak biaya operasional,” jelasnya.

Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengakui, barang pokok mengalami kenaikan menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, sehingga ia ingin memastikan ketersediaan stok barang serta kondisi harga di tingkat distributor. “Sebelum memanggil distributor kita turun dulu mengecek harga di pasar,” jelasnya.

Ia mengaku heran harga daging ayam terus mengalami pergerakan signifikan dari sebelumnya Rp32 ribu perkilogram menjadi Rp40 ribu-Rp42 ribu perkilogram. Informasinya, kenaikan harga ini dipicu limitnya DOC (bibit ayam,red) di pabrik serta harga DOC juga naik dari Rp4 ribu per ekor menjadi Rp9 ribu-Rp10 ribu per ekor. “Hal ini yang menyebabkan pasokan berkurang di distributor,” jelasnya.

Indikasi permainan harga di tingkat bakulan atau pengepul akan ditelusuri berkoordinasi dengan Satgas Pangan Kota Mataram. Pihaknya ingin mencari benang merah atas permasalahan tersebut. (cem)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut