Lombok (ekbisntb.com) – Program Kampung Berseri Astra (KBA) di Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya Kota Mataram perlahan-lahan mengubah hidup kelompok masyarakat sasaran program. Dari penyandang disabilitsa tuna netra, ibu-ibu rumah tangga, hingga para siswa-siswi.
KBA merupakan program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
Melalui program KBA ini, masyarakat dan perusahaan (Astra Internasiona, Tbk dan group jaringannya) dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah KBA.
Penakita bersama Astra Motor NTB pada Jumat, 4 Oktober 2024 mengajak puluhan komunitas jurnalis tulis, foto dan blogger mengeksplore perkembangan KBA Selagalas, setelah diintervensi tiga tahun terakhir.
Lokasi – lokasi yang dieksplore diantaranya, Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Penyandang Tuna Netra (YPTN) Mataram, Kebun Bina Karakter SMAN 6 Mataram, dan Balai sentra produksi Rengginang di Lingkungan Jangkuk.
SLB Tuna Netra satu-satunya di NTB ini kini tengah mengasuh dan mendidik sebanyak 34 penyandang tuna netra. Menurut Kepala Sekolah SLB ini, Ahmad Fatoni, seluruh anak asuh di sekolah ini selain diberikan ilmu kependidikan, juga didorong untuk mengembangkan bakatnya. Misalnya, bakat seni musik, bakat boga, dan keterampilan tambahan, yaitu memijat (spa).
“Di sini ada group musiknya untuk mengembangkan seni. Kemudian diberikan pelatihan membuat kue, dan diajarkan keterampilan memijat profesional,” kata Fatoni.
Seluruh keterampilan tersebut diajarkan oleh guru-guru pendamping, maupun sukarelawan dari eksternal yang peduli kepada para penyandang disabilitas di SLB ini.
“Karena tidak boleh anak-anak asuh kami ini manja dan terus disini. Mereka harus kembali ke sosial masyarakatnya, tapi tidak menjadi beban bagi orang lain. Dengan keterampilan yang dimiliki, mereka bisa produktif,” ujarnya.
Hasilnya, anak-anak asuh di SLB ini kerap digunakan jasanya. Untuk pertunjukan musik, hingga jasa pijit panggilan.
“Kalau yang boga, masih dalam tahap dikembangkan. Belum sampai keluar dan dikomersilkan. Yang paling laku, panggilan anak-anak kami untuk pijit. Anak – anak kami ini sudah profesional, dan ada lisensinya. Tidak sembarangan juga,” katanya.
Hasil dari jasa-jasa yang dijual kepada masyarakat, dikembalikan sesuai porsinya. Untuk pengelolaan di dalam yayasan, dan untuk anak asuh yang digunakan jasanya. SLB ini menurutnya membutuhkan perhatian dari seluruh stakeholder, termasuk Astra untuk memberdayakan para penyandang disabilitas Tuna Netra. Karena itu, melalui program KBA, menurutnya bisa menjadi dasar untuk membantu para penyandang disabilitas di SLB Tuna Netra semakin berkembang.
Sementara itu, di SMAN 6 Mataram menerapkan cara unik untuk membangun karakter siswa-siswinya yang melakukan pelanggaran di sekolah.
Dengen menyediakan sepetak lahan seluas 7 are di dalam komplek sekolah, setiap yang melakukan pelanggaran disanksi untuk berkebun, dan membuat pupuk kompos. Sudah 2,5 tahun terakhir pola ini diterapkan.
Setiap siswa-siswi yang melakukan pelanggaran ringan, sedang, hingga berat, akan mendapat hukuman di Taman Bina Karakter. Selain membuat pupuk kompos padat dan cair, sanksi berkebun diberlakukan. Dari menyiram tanaman, hingga kegiatan perawatan lainnya.
Di kebun bina karakter ini, sejumlah sayur-sayuran ditanam. Diantaranya, sawi, tomat, cabai, terong, kacang, jagung, sirsak, pisang, kelengkeng, belimbing. Sementara buah dan apotek hidup yang dikembangkan yaitu buah naga, strawberi, anggur, jambu, srikaya, singkong, sirsak, kunyit, jahe merah, lengkuas, ginseng dan lainnya.
Muhmmad Ridwan, mengatakan, dengan memberikan sanksi di kebun bina karakter ini, siswa-siswi yang melakukan pelanggaran seperti bolos, berbuat onar, atau melalukan tindak-tindakan diluar ketentuan sekolah, karakternya berubah menjadi positif.
“Kalau pelanggaran berat biasanya tidak diizinkan sekolah beberapa hari, dari pada di rumah, disanksi di kebun ini. selama beberapa hari ini disini, semua dilakukan. dari membersihkan sampah, mengolah lahan, merawat tanaman, dan membuat kompos. Layaknya tukang kebun. Dan ternyata, setelah disanksi di sini, keterampilan berkebun di sini dibawa pulang sebagai kebiasaan baru di rumah, cukup positif hasilnya,” jelas Ridwan.
Karena itu, dengan program KBA, diharapkan fasilitas pendukung dapat diberikan untuk mendukung pembinaan yang lebih luas.
Sementara itu, di Jangkuk, sejumlah ibu-ibu rumah tangga menjadi perempuan-perempuan produktif, dengan dikembangkannya sentra produksi cemilan oleh-oleh rengginang.
Rengginang adalah camilan tradisional yang terbuat dari beras ketan atau sisa nasi yang dikeringkan dan digoreng. Memiliki bentuk yang mirip kerupuk bulat, tetapi ukurannya lebih kecil dan masih terlihat butiran berasnya. Varian rasanya original, dan gula merah.
Membuat rengginang dalam beberapa tahun terakhir menjadi kegiatan harian ibu-ibu rumah tangga Lingkungan Jangkuk. Sri Nandawati, pengelola Nikmah Food dampingan KBA mengatakan, dari kegiatan usaha rengginang Renggi Reket ini, ada belasan ibu-ibu rumah tangga yang bisa diberdayakan.
“Sekarang ibu-ibu disini sudah punya penghasilan harian, dari Rp15 ribu, sampai Rp25 ribu. Tergantung produktivitasnya. Kerjaannya kita sama sama laksanakan, dari pengolahan bahan baku, mencetak, menjemur, menggoreng, sampai mengemas,” katanya.
Pemasaran rengginang ini sudah berkembang, melalui resseler, ke toko-toko, hingga ke toko oleh-oleh.
“Alhamdulillah, permintaan pasar terus tinggi. Bahkan ingin terus memproduksi lebih besar,” katanya.
Dengan dukungan KBA, diharapkan, jauh lebih besar lagi kelompok masyarakat yang bisa diberdayakan.
Ketua KBA Selagalas, Lalu Zia Ulyandri menyampaikan, KBA Selagalas yang sudah dikembangkan sejak tahun 2021, mulai dari pendidikan, Kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan sangat dirasakan masyarakat. Perekonomian masyarakat juga semakin membaik. Karena itu, program KBA, khususnya di Selagalas akan terus dikembangkan secara berkelanjutan.
Asisten I Setda Kota Mataram, H. Lalu Martawang, mewakili Pemkot Mataram turut menyampaikan apresiasi kepedulian Astra melalui program KBA yang terus dikembangkan di Kota Mataram.
Juniati Hafianirmaya, ESS & SR Inspector Astra Motor NTB menegaskan, Astra Motor NTB juga memiliki kontribusi cukup besar dalam membangun KBA, diantaranya KBA Dasan Cermen, dan KBA Selagalas. Astra Motor NTB juga membantu memfasilitasi dukungan untuk setiap pilar yang dikembangkan KBA.
“Perusahaan tidak melulu bisnis oriented. Tetapi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui empat pilar KBA juga menjadi bagian yang tak kalah penting dilaksanakan,” tandasnya.(bul)