Lombok(ekbisntb.com) -Akses jalan di kawasan Desa Wisata Banyumulek yang merupakan sentra kerajinan gerabah di Lombok Barat (Lobar) dan NTB, kondisinya rusak parah selama bertahun-tahun. Padahal infrastruktur dasar itu vital bagi warga dan sebagai jalur pariwisata. Jalan itu satu-satunya akses yang menghubungkan ke fasilitas publik seperti pasar, sekolah, tempat pemakaman umum (TPU).
Selain jalan, desa itu juga butuh jembatan penghubung ke desa tetangga untuk menunjang akses ekonomi dan pendidikan. Pantauan Suara NTB, kondisi jalan di desa itu memang tak layak. Terutama di Dusun Muhajirin yang menjadi lokasi pasar, sekolah, TPU hingga objek atraksi wisata pembuatan gerabah yang kerap dikunjungi wisatawan asing.

Kondisi jalannya banyak titik berlubang dan berlumpur. Warga yang lewat di jalan itu harus berhati-hati. Warga setempat Fatimah menuturkan, jalan di desa itu telah lama dikeluhkan warga, namun belum ada penanganan dari pemerintah. Kalau jalan dan jembatan itu dibangun maka warga bisa menuju desa sebelah, baik beraktivitas ekonomi maupun anak-anak sekolah. “Masih ada pedagang dari desa sebelah naik ban (bekas roda kendaraan roda empat) untuk ke pasar di sini,” imbuhnya.
Jalan itu juga askes utama ke pasar, sekolah SD dan TPU. Anak-anak ke sekolah kesulitan, begitupun ke TPU ketika pemakaman. Selain jalan, warga juga kerap dilanda rasa takut ketika musim hujan karena khawatir air sungai naik ke pemukiman. Sebab jarak sungai dengan pemukiman sangat dekat, diperparah tidak ada beronjong yang menahan air.
Hal senada disampaikan Ketua BPD Banyumulek Sarbini Azhari, jika jalan di desa itu itu merupakan jalan utama, sehingga ramai dilalui tidak saja warga, namun banyak tamu wisatawan. Termasuk jalur truk pengangkut sampah dari Kota Mataram dan Lobar melalui jalan itu. “Sehingga sangat padat, di samping jalan ini sempit. Ditambah lagi bau sampah uang lewat,” keluh dia.
Sebagian besar jalan itu rusak, terutama di jalur simpang empat Masjid Kembar Menara Tunggal. “Sangat parah sekali,”Imbuhnya.
Padahal jalan ini satu-satunya akses ekonomi, menuju pasar dan sekolah. Sehingga la pun sangat berharap kepada Pemprov NTB maupun Pemkab Lobar agar memperbaiki jalan itu, sebab desa itu juga menyumbang pajak bagi daerah sangat besar.
Diakuinya, sebagai desa wisata kerap dikunjungi baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, tamu-tamu merasa terganggu karena jalan rusak, sempit ditambah lalu lalang truk sampah. Akibatnya, tamu-tamu mengeluh dan lari tidak jadi berkunjung ke desa itu. Karena tamu ini jauh-jauh datang ke desa itu untuk mencari nyaman dan aman, tapi akibat jalan rusak ini menjadi tidak nyaman.
Terkait jalan ini warga dan pemdes sering mengusulkan perbaikan, bahkan sering kali diperiksa, dibuatkan proposal namun usulan entah mungkin di atas meja atau masuk laci tidak ada tindaklanjut.
Ia juga berharap kendaraan sampah dialihkan ke jalan tanggul pinggir Sungai Babak yang telah lama direncanakan pemerintah.
Kepala Desa Banyumulek H Jamiludin, mendesak agar Pemkab Lobar memperbaiki jalan tersebut. Sebab fungsi jalan ini krusial, yakni sebagai akses pariwisata bagi para turis baik dari dalam maupun maupun ke mancanegara yang berkunjung ke daerah itu.
Wisatawan asing banyak berkunjung naik cidomo melihat proses dari pembuatan kerajinan gerabah hingga pembakaran. “Tapi karena terhambat jalan rusak, membuat kita malu sebagai desa wisata, karena tidak sesuai dengan kondisi desa wisata,” tegasnya.
Jalan ini bertahun-tahun telah diusulkan ke Pemkab Lobar, namun belum direspons hingga saat ini. Padahal jalan yang rusak parah tidak terlalu panjang, hanya sekitar 700-750 meter, kurang dari 1 kilometer. (her)