Lombok (ekbisntb.com) – Safari Ramadan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram, akan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Konsep Safari Ramadan akan digabung dengan pelaksanaan pasar murah.
Asisten Tata Praja dan Kesejahtraan Rakyat Setda Kota Mataram, H. Lalu Martawang menyampaikan, berdasarkan arahan dari Wali Kota Mataram, Dr. H. Mohan Roliskana bahwa pelaksanaan Safari Ramadan harus memiliki dimensi yang produktif ekonomis, sosial, dan kemasyarakatan. Pelaksanaan Safari Ramadan diputuskan digelar di enam titik digabung dengan kegiatan pasar murah. “Jadi diputuskan Safari Ramadan tidak hanya aktivitas keagamaan juga pasar murah,” terang Martawang dikonfirmasi pada, Rabu 5 Maret 2025.

Pelaksanaan Safari Ramadan Wali Kota dan Wakil Wali Kota akan diikuti oleh satuan kerja perangkat daerah (OPD) teknis, camat, dan lurah. Wali Kota dan Wakil Wali Kota kata Martawang, akan melaksanakan salat ashar berjamaah di masjid yang telah ditentukan dan menyerahkan bantuan di sela-sela safari ramadan. Selanjutnya kata dia, orang nomor satu di Kota Mataram akan meninjau langsung pelaksanaan pasar murah.
Dikatakan, Pemkot Mataram menggabungkan antara safari ramadan dengan pasar murah untuk memberikan nilai tambah. Artinya, tidak hanya spirit religiusitasnya saja, melainkan spirit ekonomi kerakyataan. “Nanti ada sembako dijual di bawah HET. Ada bantuan diberikan di lokasi pelaksanaan safari,” ujarnya.
Safari ramadan dijadwalkan mulai tanggal 10-11 Maret 2025. Kemudian, dilanjutkan pada Senin-Rabu (17-19/3). Kemungkinan akan bertambah lokasi safari ramadan tergantung dari perkembangan atau kondisi di lapangan.
Pihaknya sambungnya, memperhatikan kebutuhan dari distributor yang meminta pasar murah tidak digelar pada hari libur. “Kita juga mengikuti jam kerja dari distributor,” pungkasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Mataram memastikan, pasar murah juga akan menjual cabai rawit. Harganya dipastikan dapat dijangkau oleh masyarakat. “Kalau sekarang harga cabai Rp210 ribu per kilogram. Kami dijanjikan oleh mitra bahwa bisa mengkonsumsi yang pedas. Persoalan apakah itu cabai dari mana persoalan teknis saja,” demikian kata dia. (cem)