spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiDaging Ayam dan Bawang Picu Kenaikan Inflasi di Mataram

Daging Ayam dan Bawang Picu Kenaikan Inflasi di Mataram

Lombok (ekbisntb.com) – Inflasi di Kota Mataram di Bulan November mencapai 1,82 persen. Kenaikan inflasi ini dipicu naiknya harga daging ayam dan bawang merah. Pengendalian harga akan dilakukan dengan menggelar pasar rakyat.

Kepala Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda Kota Mataram, Luh Putu Sari Savitri menjelaskan, inflasi di bulan November mengalami kenaikan menjadi 1,82 persen dari bulan Oktober 1,61 persen.

- Iklan -

Kondisi ini dinilai masih di atas standar sasaran inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebesar 2,5 persen plus minus 1. Artinya, kondisi inflasi Kota Mataram relatif masih aman. “Kondisi inflasi kita masih aman,” terangnya.

Ia menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada November 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik Kota Mataram, pada November 2024 terjadi inflasi year on year sebesar 1,82 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,7 pada November 2023 menjadi 106,61 pada November 2024.

Sedangkan, untuk mount to mount mengalami inflasi dengan tingkat sebesar 0,58 persen dan tingkat inflasi year to day sebesar 1,55 persen. Inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok.

Yaitu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,32 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,87 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,92 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,81 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,81 persen. Kelompok pendidikan sebesar 1,57 persen. Kelompok kesehatan sebesar 1,40 persen.

Kelompok transportasi sebesar 0,84 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,58 persen. Dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,57 persen.

Sedangkan penurunan indeks kelompok pengeluaran terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,86 persen. Sepuluh komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi year on year pada November 2024, antara lain: emas perhiasan, sewa rumah, bawang merah, sigaret kretek mesin (skm), minyak goreng, daging ayam ras, nasi dengan lauk, kopi bubuk, jeruk, dan tomat.

Sedangkan sepuluh komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi year on year antara lain, cabai rawit, cabai merah, telepon seluler, bensin, shampo, parfum, pengharum cucian/ pelembut, tahu mentah, beras, dan tempe.

Sementara sepuluh komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mount to mount, antara lain: bawang merah, daging ayam ras, tomat, emas perhiasan, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, jeruk, beras, tarif rumah sakit, kue basah, dan minyak goreng. Sedangkan sepuluh komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi mount to mount pada November 2024, antara lain: angkutan udara, jagung manis, telur ayam ras, pisang, jeruk nipis/limau, apel, cabai rawit, kangkung, kentang, dan telepon seluler.

Pada November 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi year on year yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,62 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,42 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,31 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen.

Kelompok transportasi sebesar 0,11 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,08 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen. Sedangkan pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi year on year yaitu, Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen. “Penyebab inflasi Kota Mataram paling tinggi daging ayam, tomat dan bawang,” sebutnya.

Langkah antisipasinya adalah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram untuk memastikan ketersediaan stok barang pokok di tingkat distributor. Dewi sapaan akrabnya, memastikan kenaikan harga barang pokok tidak terlalu signifikan sehingga konsumen masih tetap menjangkau. (cem)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut