Lombok (ekbisntb.com) – Lombok Barat mengalami deflasi sekitar 1,8 persen. Menyusul kondisi harga barang atau jasa mengalami penurunan di pasaran. Kondisi inipun berupaya dikendalikan oleh Pemkab dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melalui berbagai langkah.
Kadisperindag Lobar, H. Maksum mengatakan, pihaknya terus berupaya mengendalikan inflasi dan deflasi. ‘’Saat ini sedang deflasi minus 1,8 persen, di mana-mana sekarang di pasar harga turun (murah). Inilah yang kami kendalikan,” katanya, kemarin. Pihaknya berupaya agar harga tidak terlalu merosot (deflasi) dan tidak terlampau tinggi sehingga menyebabkan inflasi.
Kekhawatirannya jangan sampai terlalu jauh lonjakan deflasi harga bahan pokok di pasaran, sehingga ketika memasuki hari besar Maulid harga Bapok stabil. Sejauh ini belum ditemukan ada pedagang yang nakal, menyebabkan deflasi ini. Kendati angka deflasi masih belum kategori mengkhawatirkan, namun pihaknya sudah turun melakukan langkah penanganan. “Tapi kami antisipasi jangan sampai terlalu jauh (deflasi) begitu hari besar nasional Maulid nabi yang terdekat nanti, kita berupaya agar tetap pada posisi stabil,” ujarnya.
Langkah pun sudah dilakukan, melalui gerakan turun ke lapangan. Seperti sidak ke pasar untuk memantau harga. Kemudian ke gudang melihat ketersediaan stok bahan pokok. “Kami terus turun,” ujarnya. Setelah itu dilakukan, pihaknya membuat jadwal untuk gerakan OPM (operasi pasar murah) di beberapa daerah melibatkan distributor dan pihak terkait lainnya.
Dalam penanganan inflasi dan deflasi ini pihaknya juga berupaya berkolaborasi dengan semua pihak. Baik OPD, distribusi, maupun pihak lainnya. (her)
