spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaKesehatanHospitality dan Objek Wisata Nyaman bagi Wisatawan

Hospitality dan Objek Wisata Nyaman bagi Wisatawan

Tidak ada gunanya promosi pariwisata besar-besaran, jika hati wisatawan tidak nyaman dan aman saat berkunjung ke objek wisata. Tidak ada gunanya objek wisata yang indah, tatkala wisatawan dikejar-kejar penjual asongan. Apalagi jika objek wisatanya penuh sampah dan tidak aman bagi wisatawan. Inilah yang menjadi tugas bersama dalam membuat objek wisata di daerah ini nyaman, aman dan wisatawan kembali berlibur ke daerah ini. Masalah hospitality menjadi tugas bersama untuk diselesaikan.

‘’BELI gelangnya Pak. Ada jadi oleh-oleh. Murah Pak,’’ teriak salah satu penjual asongan saat Ekbis NTB berkunjung ke salah satu objek wisata di daerah ini beberapa waktu lalu. Belum juga menanggapi penjual gelang ini, datang pula penjual kaos khas Lombok yang menawarkan hal serupa untuk dijadikan oleh-oleh.

- Iklan -

Tidak hanya pada pengunjung lokal, wisatawan Nusantara dan mancanegara juga menjadi sasaran. Mereka ditawari sejumlah produk oleh penjual asongan yang banyak berjualan di tempat tersebut. Ada yang hanya sekadar melihat-lihat saja. Ada juga yang ‘’terpaksa’’ membeli, karena tidak ingin sibuk melayani penawaran penjual asongan ini.

Kondisi ini menjadi permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pelaku pariwisata dan pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota hingga desa). Bahkan, pelaku pariwisata juga meminta pemerintah daerah segera mengatasi masalah ini, sehingga wisatawan merasa betah, aman dan nyaman selama berada di daerah ini.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB Drs. Lalu Fatwir Uzali, M.Pd., ketika Rapat Konsolidasi dan Sinkronisasi Pariwisata NTB bersama jajaran pemerintah daerah se NTB dan pelaku pariwisata, Rabu, 31 Juli 2024 lalu mengharapkan permasalahan ini segera diselesaikan. Sebagai pemandu wisata, terkadang dirinya merasa malu kepada tamu yang dibawanya ke objek wisata, karena masih menemukan adanya ketidaknyamanan saat berkunjung.

Bagaimana tidak, lanjut mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram ini, wisatawan menginginkan liburan yang nyaman ke objek wisata. Pihaknya menginginkan agar masalah penjual asongan yang banyak mengejar wisatawan untuk berbelanja ada solusinya.

Selain itu, ungkapnya, sebagai salah satu daerah tujuan wisata dan menjadi tuan rumah event berskala internasional seperti MotoGP, keberadaan sampah yang dibuang sembarangan, khususnya di jalur jalan utama di daerah ini masih ditemukan. Hal ini tentu akan merusak image NTB sebagai daerah wisata di mata wisatawan.

Belum lagi, ujarnya, keberadaan fasilitas umum di objek wisata masih harus diselesaikan bersama. Dari pengalamannya membawa wisatawan berkunjung ke objek wisata ke salah satu objek wisata terkenal di Lombok Barat, seringkali djhadapkan dengan fasilitas umum, seperti kamar kecil yang bermasalah. Terkadang, ujarnya, di kamar kecil yang ada di objek wisata masih ada sisa kotoran yang belum disiram, sehingga membuat wisatawan mancanegara harus balik arah. Bahkan, ketika ada kamar kecil yang sudah siap, kunci pintu dibawa sama penjaga.

Sebagai Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB, mantan Kepala SMAN 1 Mataram ini, mengaku hal ini menjadi persoalan yang harus segera dicarikan solusinya. BPPD NTB bersama pemerintah daerah segera mencari solusi agar berbagai macam permasalahan ini tuntas dan tidak lagi menjadi keluhan wisatawan.

Pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan elemen terkait lainnya untuk merumuskan apa yang harus dilakukan. Hal ini bertujuan, agar sejumlah permasalahan yang muncul bisa diatasi.

Begitu juga dengan Budianto dari Astindo NTB. Pihaknya meminta agar permasalahan hospitality di objek wisata segera dicarikan solusinya. Menurutnya, tidak akan ada artinya promosi besar ke luar daerah dan luar negeri, jika masalah hospitality tidak segera mendapatkan penanganan dan dicarikan solusinya.

Hal senada disampaikan Lalu Artha, salah satu pemandu wisata di NTB. Menurutnya, hal yang paling penting untuk diselesaikan adalah masalah hospitality dan kebersihan objek wisata. Termasuk jalur-jalur yang dilalui wisatawan diharapkan kesadaran warga di jalur tersebut tidak membuang sampah secara sembarangan.

Diakuinya, ketika turun membawa tamu menggunakan bus pariwisata melewati jalur wisata banyak menemukan tumpukan sampah. Ketika melihat tumpukan sampah di pinggir jalan menuju objek wisata, dirinya meminta sopir untuk beralih jalur ke jalan yang tidak ada tumpukan sampah. Namun, ketika rombongan terpaksa harus melewati tumpukan sampah, dirinya harus mengalihkan pembicaraan agar wisatawan tidak terlalu memperhatikan masalah yang ada di pinggir jalan.

Begitu juga dengan permasalahan hospitality dan fasilitas umum di objek wisata juga harus mendapatkan perhatian. Menurutnya, kenyamanan wisatawan merupakan hal yang penting agar wisatawan merasa betah dan nyaman saat berkunjung ke daerah ini.

Sementara Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB Dr. H. Fathul Gani, M.Si., mengaku pernah mendapatkan pelayanan kurang maksimal saat menginap di salah satu penginapan di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Diakuinya, pelayanan kurang maksimal tidak hanya dirasakan dirinya, namun juga tamu dari luar daerah yang menginap di penginapan lainnya.

Menurutnya, perlu ada pelatihan khusus bagi pengelola penginapan di objek wisata yang ada di daerah ini, tidak hanya homestay di desa wisata, tapi juga di objek wisata lainnya. Pelatihan ini bisa berupa cara memberikan pelayanan, kemudian cara berpakaian dan penampilan, termasuk cara menyuguhkan makanan pada tamu. Hal ini penting dilakukan agar wisatawan yang datang berkunjung merasa betah dan nyaman. Malahan, datang kembali lagi untuk berwisata ke tempat tersebut.

Selain itu, sarannya, tidak ada salahnya pengelola penginapan di daerah ini belajar ke daerah lain, seperti Bali, Bandung – Jawa Barat dan daerah lainnya di Indonesia, seperti apa pelayanan yang ramah dan membuat wisatawan merasa aman, nyaman saat berkunjung ke  objek wisata di daerah ini. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut