spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiDampak Larangan Ekspor Konsentrat Terasa, AMMAN Harap Kebijaksanaan Pemerintah di Masa Transisi...

Dampak Larangan Ekspor Konsentrat Terasa, AMMAN Harap Kebijaksanaan Pemerintah di Masa Transisi Smelter

Lombok (ekbisntb.com) – PT. AMMAN Mineral Nusa Tenggara (AMNT) saat ini masih terus mengoptimalisasi komisioning dan ramp up pabrik smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Vice President Corporate Communications AMMAN, Kartika Octaviana dalam kunjungan ke Redaksi Suara NTB, Rabu, 4 Juni 2025 menjelaskan bahwa proses optimalisasi smelter membutuhkan waktu yang tidak singkat, bahkan di berbagai belahan dunia, smelter baru bisa berproduksi optimal dalam waktu belasan hingga puluhan bulan.

- Iklan -

“Proses komisioning dan ramp up smelter memang memiliki tantangan tersendiri karena teknologi yang begitu kompleks dan terdapat ribuan komponen yang harus kami pastikan berfungsi dengan baik. Kami menghadapi berbagai kendala teknis yang harus terus kita tanggapi dan perbaiki seiring waktu. Proses uji coba produksi dilakukan secara bertahap dan konservatif, dengan prioritas utama pada faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Jika ada indikator yang menunjukkan perlunya dilakukan kalibrasi, produksi akan dihentikan sementara untuk perbaikan,” jelas Kartika.

Kartika menambahkan bahwa kebijaksanaan Pemerintah dan fleksibilitas kebijakan, terutama terkait penjualan konsentrat tembaga akan sangat membantu perusahaan dalam menjaga kekuatan finansial selagi berupaya mengoptimalkan smelter. Tidak hanya itu, hasil penjualan juga akan meningkatkan kontribusi PT. AMNT bagi perekonomian daerah dan pusat.

Meskipun demikian, PT. AMNT sebagai pelaku usaha akan selalu mematuhi peraturan yang dikeluarkan pemerintah. “Kami sebagai pelaku usaha tentunya akan taat melaksanakan apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah,” tegas Vina, sapaan akrabnya.

Untuk diketahui, pada triwulan I tahun 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I (Januari-Maret) tahun 2025 tumbuh negative (-) 1,47 persen. Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin, mengungkapkan, rendahnya pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I tahun 2025 ini karena kontribusi sektor pertambangan dan penggalian.

Menurutnya, terjadi penurunan tajam pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 30,14 persen. Dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa mencatatkan kontraksi terdalam, mencapai 41,05 persen.

“Penyebab utama kontraksi di sektor pertambangan adalah tidak adanya ekspor dari Januari hingga Maret 2025 karena belum adanya izin ekspor, kecuali untuk hasil smelter. Sektor pertambangan ini turunnya 30 persen lebih. Dan sektor tambang ini pengaruhnya besar, nomor dua terhadap pertumbuhan ekonomi NTB setelah sektor pertanian. Tapi triwulan II ini kinerja pertambangan akan bagus,” ujar Wahyudin.

Berdasarkan peraturan yang berlaku sejak awal tahun ini, ekspor konsentrat memang tidak diizinkan. Penjualan hanya bisa dilakukan untuk produk katoda dan turunan dari smelter. Vina menjelaskan bahwa pada kuartal pertama belum terdapat penjualan karena katoda tembaga pertama baru diproduksi akhir Maret 2025, dengan kuantitas yang cukup rendah. Ia juga menegaskan bahwa produksi konsentrat dari tambang Batu Hijau terus berlangsung normal. Namun demikian, konsentrat tembaga tersebut telah menumpuk karena belum dapat sepenuhnya diserap oleh smelter akibat berbagai kendala teknis yang tidak sederhana.

“Tugas kami sebagai perusahaan tambang adalah memastikan bahwa rencana tambang yang sudah disubmit ke pemerintah melalui Kementerian ESDM itu berjalan semestinya, jadi untuk produksi konsentrat masih berjalan seperti biasa. Karena smelter belum bisa menyerap secara optimal, gudang penyimpanan saat ini sudah mendekati level optimal,” tambah Vina.

Hasil kinerja kuartal kedua PT. Amman Mineral Internasional Tbk, induk usaha dari PT. AMNT, termasuk data produksi dan penjualan, akan dirilis pada bulan Juli mendatang. Perusahaan terus berupaya yang terbaik untuk mengatasi kendala teknis secepat mungkin, sembari mematuhi regulasi yang ada, demi mencapai produksi optimal dan berkontribusi maksimal pada perekonomian.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut