spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBDompuCegah Penyebaran PMK, Dompu Dapat Alokasi 6 Ribu Vaksin PMK

Cegah Penyebaran PMK, Dompu Dapat Alokasi 6 Ribu Vaksin PMK

Dompu (ekbisntb.com) – Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Dompu mendapat alokasi tambahan 6 ribu dosis vaksin PMK untuk melanjutkan pemberian vaksin bagi ternak berkuku belah. Vaksinasi PMK terus digencarkan kembali pasca temuan ternak sapi terindikasi PMK beberapa waktu lalu.

Selain vaksinasi PMK, Pemda Dompu melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu juga memaksimalkan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) oleh petugas kepada peternak, serta pengobatan ternak yang ditemukan sakit.

- Iklan -

“Kita tidak hanya melakukan vaksinasi, kita juga melakukan pengobatan terhadap penyakit ternak lainnya ketika ditemukan saat turun ke lapangan bersama peternak,” ungkap kepala bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, drh Mujahidin saat dihubungi, Selasa 4 Februari 2025.

Mujahiddin mengatakan, pada Februari 2025 ini pihaknya Kembali mendapat dosis vaksin PMK sebanyak 6 ribu dosis. Vaksin ini diterima Senin 3 Februari 2025 dan langsung dilakukan vaksinasi kembali kepada ternak berkuku belah. Tapi difokuskan kepada ternak sapi. “Hari pertama kemarin ada 301 dosis vaksin PMK yang disuntikan kepada ternak di Kecamatan Woja dan Pajo,” katanya.

Pada Januari 2025 lalu, Dompu mendapat alokasi 5.600 dosis vaksin PMK dan semuanya sudah disuntikan kepada ternak. Selain menyuntikan vaksin, petugas juga melakukan KIE kepada peternak dan mengobati ketika ada ternak yang sakit. “Tidak hanya ternak yang terindikasi menderita PMK yang kita tangani, tapi yang menderita penyakit lain juga ditangani,” ungkapnya.

Selama melakukan vaksinasi periode Januari – Februari 2025 ini, drh Mujahidin mengaku, pihaknya menemukan sejumlah ternak yang terindikasi terjangkit PMK. Karena berdasarkan gejala klinis, ternak tersebut suspek PMK. “Walaupun hasil laboratoriumnya bukan PMK. Itu bisa terjadi, karena saat pengambilan sample darah, ternaknya sedang dalam masa penyembuhan,” ungkapnya.

PMK sendiri, lanjut Mujahidin, bukan sebagai penyakit yang mematikan. Tapi penyakit hewan ini cepat menular pada hewan berkuku belah dan sangat merugikan secara ekonomi. Itu terjadi karena virus ini menyerang system pencernaan hewan dan bisa menyebabkan keguguran pada hewan yang sedang bunting, sehingga perkembangan ternak menjadi terhambat. “Kalau kematian akibat PMK, persentasenya kecil sekali. Makanya kita intenskan KIE agar peternak paham. Ketika ada kasus, langsung dilaporkan ke Poskeswan atau petugas agar bisa cepat ditangani. Kalua terlambat ditangani dan maka resikonya bisa sampai pada kematian,” ingatnya. (ula)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut