Maraknya aktivitas pembangunan vila di bukit-bukti sekitar kawasan The Mandalika mengundang keprihatinan elemen masyarakat di Kecamatan Pujut. Ketua Blok Pujut Rata Wijaya pun mengaku miris dan sedih melihat fakta lapangan tersebut. Karena hal itu sama saja artinya dengan mengundang bencana bagi masyarakat di wilayah Kuta dan sekitarnya.
“Terus terang sangat sedih dan miris melihat semua bukit dipangkas tanpa kendali. Kita seolah pasrah alam kita bebas ‘disetubuhi’ investor demi uang,” ungkap Rata Wijaya, kepada Ekbis NTB, Jumat 1 November 2024.
Terlebih, ada kesan tidak ada kontrol dari masyarakat ataupun pemerintah. Investor dengan semaunya membangun dengan cara merusak alam, yakni memangkas bukit-bukit yang ada dengan dalih investasi. Tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang bakal dirasakan masyarakat ke depannya, berupa ancaman bencana alam.
“Banjir dan rusaknya ekosistem pantai sudah barang pasti bakal terjadi. Nanti ujung-ujungnya masyarakat yang terdampak hanya dapat dapat kompensasi mie instan satu dus,” ujarnya.
Untuk itu pihaknya berharap pemerintah daerah tegas dalam hal ini. Aturan tentang green zone atau zona hijau harus ditegakkan. Atau jangan-jangan aturan terkait hal itu tidak ada. “RTRW daerah yang mengatur tatakelola wilayah green zone dan lain-lain (mungkin) tidak ada,” tambah Rata.
Hal senada juga disampaikan Ketua Mandalika Hotel Association (MHA) Samsul Bahri. Menurutnya yang paling penting sekarang bagaimana kemudian pemerintah daerah bisa mengawal dan mengawasi secara ketat pembangunan vila di area bukit di sekitar kawasan The Mandalika supaya benar-benar sesuai aturan, karena rata-rata para investor sudah mulai membangun.
“Misalnya, soal aturan penggunaan lahan. Kalau tidak salah ada aturan yang mengatakan pemanfaatan lahan untuk bangunan maksimal 40 persen. Sisanya sebanyak 60 persen harus dihijaukan. Aturan ini yang penting untuk dikawal oleh pemerintah. Agar dipatuhi dan dijalankan oleh pihak investor,” terangnya.
Supaya kekhawatiran terjadi bencana dampak dari pembangunan di area bukit tersebut bisa diminimalisir. Artinya, kepentingan investasi terjaga. Ancaman bencana yang timbul juga bisa dicegah dengan pengawasan yang ketata dari pemerintah daerah. Jangan dibiarkan tanpa ada pengawasan.
Diakuinya, area perbukitan banyak diburu investor di kawasan The Mandalika karena view yang ditawarkan sangat indah, sehingga banyak investor yang berani berinvestasi untuk bisa membangun di area bukit. Kendati investasi yang dikeluarkan hingga tiga kali lipat dibandingkan jika berinvestasi di tempat yang lain.(kir)