Program MBG Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Serap Tenaga Kerja di NTB

0
120


Lombok (ekbisntb.com) –
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Drs. Wahyudin menegaskan bahwa pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sekaligus berkontribusi pada penurunan angka pengangguran, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Program MBG ini tidak hanya memastikan gizi masyarakat terpenuhi, tetapi juga membuka banyak lapangan pekerjaan. Di NTB saja, lebih dari 10 ribu tenaga kerja telah terserap dalam operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” ungkap Wahyudin pada acara Bincang Kamisan di Command Center Kantor Gubernur NTB, Kamis (2/10/2025).

Hadir juga akademisi dari Universitas Mataram Dr. Iwan Harsono dan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB H. Yusron Hadi, ST. MUM.

BPS bersama Badan Gizi Nasional (BGN) telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program MBG pada 15–30 Juni 2025. Survei dilakukan dengan menyasar 33 SPPG yang sudah beroperasi, terutama di Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. Survei melibatkan murid penerima manfaat, orang tua, hingga pemasok bahan makanan.

“Pada September lalu, kami juga melakukan survei baseline untuk melihat persepsi masyarakat terkait kebutuhan makanan bergizi, baik yang sudah maupun belum mendapat program MBG. Survei lanjutan akan kembali dilakukan pada November mendatang,” jelasnya.

Menurut Wahyudin, saat ini jumlah SPPG di NTB telah berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 300 unit. Masing-masing SPPG mempekerjakan rata-rata 47 orang, mulai dari tenaga dapur, pengantar makanan, hingga ahli gizi dan akuntan.

Dengan anggaran Rp15.000 per penerima manfaat, alokasi dibagi Rp10.000 untuk makanan, Rp3.000 untuk pekerja, dan Rp2.000 untuk pengelola dapur. Skema ini, kata Wahyudin, telah menambah penghasilan masyarakat secara langsung.

“Kalau satu SPPG melayani 3.500 penerima manfaat, maka Rp3.000 untuk tenaga kerja bisa mencapai Rp10,5 juta per hari. Dibagi untuk 47 pekerja, masing-masing bisa mendapat sekitar Rp200 ribu per hari. Jika dikalikan lima hari dalam seminggu, ini jelas memberi tambahan signifikan pada pendapatan keluarga,” paparnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga memprioritaskan pekerja lokal untuk terlibat di SPPG. Hal ini tidak hanya mendukung distribusi ekonomi yang lebih merata, tetapi juga membantu mengurangi angka kemiskinan di daerah.
“Dengan tersedianya lapangan kerja dari program MBG, otomatis penghasilan keluarga meningkat, konsumsi bertambah, dan pertumbuhan ekonomi daerah ikut terdongkrak,” tegas Wahyudin. (ham)