Lombok (ekbisntb.com) – Pembelajaran di Teknik Kimia Industri SMK Negeri 3 Mataram menghasilkan produk yang selama ini dibutuhkan oleh masyarakat dalam keseharian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan siswa, produk ditawarkan secara langsung. Salah satunya dengan siswa menjajakan produk saat hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) di Jalan Udayana, Kota Mataram, Minggu 1 September 2024 lalu.
Kepala SMKN 3 Mataram, Sulman Haris, S.Ag., M.Pd.I., pada Senin 2 September 2024 menyampaikan implementasi kewirausahaan dapat dilakukan secara klasik dengan menawarkan langsung melalui berbagai ajang atau event, dari pintu ke pintu atau door to door, maupun berbasis digital dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital.
“Pengenalan kewirausahaan di Teknik Kimia Industri, kami mulai dari kelas X. Kami menghubungkan berbagai kompetensi antara kelas X dan kelas XI, sehingga keterkaitannya dapat dirasakalan siswa dengan jelas. Dalam hal ini, kelas XI dalam proses pembelajarannya, sudah menghasilkan produk, selanjutnya kelas X diajarkan untuk menawarkan produk tersebut ke masayarakat,” ujarnya.
Menurutnya, penguatan kewirausahaan yang palng mudah bagi kelas X adalah menawarkan langsung ke masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mendorong dan memfasilitasi siswa kelas X membuka lapak produk Teknik Kimia Indsutri di berbagai tempat strategis yang merupakan sentral-sentral pergerakan ekonomi. “Seperti di Udayana pada saat Car Free Day, Lapangan Sangkareang, maupun di Taman Loang Baloq,” ujarnya.
Dalam kaitan dengan penerapan kewirausahaan ini, kelas X belajar untuk menjelaskan produk di Teknik Kimia Industri, belajar menawarkan produk ke masyarakat, serta belajar menerapakan perhitungan profit. Berkaitan dengan ini, Sulman Haris menegaskan bahwa penguatan kewirausahaan kelas X tidak hanya berorientasi pada profit semata.
“Mereka terjun langsung di tengah-tengah masayarakat, membutuhkan mental kewirausahaan yang mumpuni. Terlebih lagi, ketika menawarkan produk, maka dibutuhkan kompetensi pemahaman mereka pada karakteristik produk tersebut, serta etika komunikasi ke orang lain menjadi bagian penting. Oleh karena itu, dengan bersentuhan langsung di tengah-tengah masyarakat, maka mereka belajar untuk menumbuhkan mental dan memperkuat etika berwirausaha,” jelas Sulma Haris.
Kegiatan ini akan menjadi kurikulum utama bagi SMKN 3 Mataram, terutama di Teknik Kimia Industri. Dengan begitu, tugasnya sebagai kepala sekolah adalah membangun jejaring-jejaring dengan industri relevan.
“Jejaring tersebut kami maksudkan, agar kami mampu menghadirkan berbagai produk industri ke sekolah, terutama melalui teaching factory dan production based learning. Ketika banyak produk indsutri dapat diintegrasikan dalam pembelajaran, maka pengalaman siswa akan semakin beragam, dan akhirnya, kompetensi siswa akan sejalan dengan yang diharapkan oleh industri,” ujar Sulman Haris.
Lingkup penguatan kompetensi Teknik Kimia meliputi bidang industri kimia, seperti deterjen, obat-obatan, karet, palstik, pangan, tekstil, kosmetik maupun bidang lain. Cakupan yang luas tersebut, maka sekolah dapat memfokuskan penguatan kompetensi siswa pada bidang industri tertentu. Dalam hal ini, SMKN 3 Mataram fokus pada industri kimia bidang deterjen, obat-obatan, pangan, tekstil, dan kosmetik.
Penyampaian kompetensi ini jadwalkan dalam tiga semester, mulai dari kelas XI semester III sampai dengan kelas XII di semester VI. Sedangkan di semester V kelas XII, siswa akan belajar di industri dan lingkungan masyarakat melalui praktik kerja lapangan. Sedangkan di kelas X, baik semester I maupun semester II, siswa mempelajari dasar-dasar Kimia Industri, baik dalam bentuk konsep maupun praktik. Mata pelajaran ini mencakup penguatan kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Regulasi-regulasi di Indsutri Kimia, Proses Produk di Industri Kimia, serta Pengenalan Kewirausahaan. (ron)