DPRD Provinsi NTB memberi atensi terhadap masalah kekeringan yang melanda wilayah ini. Kekeringan akan berdampak pada kegiatan pertanian dan produktivitas pertanian itu sendiri. Sehingga pemerintah perlu memberi jalan keluar jangka pendek.
Anggota DPRD NTB Dr. TGH. Hazmi Hamzar mengatakan, sebenarnya NTB tidak benar-benar dalam kondisi kering, karena pada dasarnya air tanah bisa diangkat ke permukaan melalui proses pengeboran. Karena itu program sumur bor perlu diperkuat untuk memenuhi air irigasi serta air konsumsi.
“Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok tak perlu ada kekeringan, ini daerah subur. Wilayah utara dan selatan itu tinggal dibor airnya ada. Tinggal mau atau tidak pemda menganggarkan itu,” kata TGH. Hazmi Hamzar kepada Ekbis NTB akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, program sumur bor tak perlu dengan anggaran yang besar. Satu sumor bor kecil untuk areal 1-4 hektar dinilai sudah bisa berjalan. Tak hanya untuk air irigasi saja, namun untuk air konsumsi bisa melalui sumur bor ini.
“Selama ini ketika ada kekeringan pakai mobil tangki. Keliling diantarkan, miris hati saya. Coba dibor, banyak-banyak kita bikin. Pasti banyak air yang muncul dari sawah-sawah itu,” ujarnya.
Ia mengatakan, Provinsi NTB dengan status lumbung pangan nasional harus terus digalakkan sektor pertanian dengan pendekatan teknologi. Pembuatan sumur bor dan pompanisasi bisa menjadi solusi di tengah musim kemarau seperti sekarang ini.
Politisi PPP ini pun menyambut baik program pompanisasi yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pertanian. Di mana sebanyak 5.100 unit pompa air akan diberikan kepada petani di Provinsi NTB. Ribuan unit pompa air tersebut diberikan kepada kelompok tani yang selama ini menggarap pertanian di lahan kering dan tadah hujan.(ris)