Lombok (ekbisntb.com) – Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat (Lobar) konsisten melaksanakan salah satu program inovasi yakni Si Gadis atau Sinergi Jaga Desa dari Semerawut. Inovasi camat Kediri ini tidak saja membantu desa dari berbagai aspek, namun Si Gadis juga fokus mendukung program Pemkab Lobar peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), UMKM dan penanganan persoalan sampah.
Camat Kediri H. Iswarta Mahmuluddin, M.Pd., mengatakan saat ini pihaknya sedang turun ke desa-desa untuk melakukan penilaian sejauh mana pelaksanaan program inovasi Si Gadis Award. Kamis 31 Juli 2025, timnya turun ke Desa Kediri Selatan yang merupakan desa keempat yang telah dinilai. Dikatakan dalam penilaian Si Gadis Award tahun ini, diambil dua bidang yakni Bidang Ketahanan Ekonomi dan Ketahanan Lingkungan.

Khusus Ketahanan Ekonomi, ada beberapa item indikator penilaiannya. Di antaranya persentase realisasi warga membayar PBB. Kenapa ini masuk item penilaian? Karena pihaknya ingin membantu Pemkab Lobar meningkatkan PAD. “Kami yakin Pak Bupati akan senang sekali, jadi kami langsung aplikasikan di lapangan. Tidak ngomong-ngomong saja. Bagaimana caranya, kami lombakan setiap desa ini,” imbuhnya.
Untuk itu, setiap desa maupun kepala dusun ikut berperan aktif, karena mereka bagian dari Pemkab Lobar. Mereka mendorong dan mengimbau masyarakat untuk melaksanakan kewajiban bayar pajak, lebih-lebih pada musim panen.
Item penilaian kedua, dilihat dari sisi produk unggulan UMKM di desa. Ketika turun ke masyarakat, pihaknya banyak menemukan dan mengangkat potensi desa yang belum terangkat. “Ada kadang-kadang potensi-potensi di desa lupa dimunculkan, luput dari pantauan pemerintah. Karena tidak dilaporkan, atau dimunculkan desa. Salah satunya, potensi UMKM Abon dan Aneka Sambal di Desa Kediri Selatan. Bahkan produk Abon ini sudah merambah pasar ekspor ke luar negeri.
Nantinya produk unggulan masing-masing desa diadu dengan penilaian beberapa parameter, sertifikasi halal, bermerk, NIB dan BPOM. “Dan jangkauan pemasarannya,”sebutnya.
Untuk penilaian ketahanan lingkungan, ujarnya, sesuai dengan fokus pemerintah pusat dan Pemkab Lobar, yakni penangan stunting, sehingga pihaknya pun memasukkan pada item penilaian. Dilihat jumlah keluarga berisiko stunting, kemudian dilihat lagi apa penyebab stunting yakni ketersediaan MCK. “Persentase jumlah MCK di masing-masing desa, berapa yang tidak punya MCK,itu kami nilai, semakin tinggi yang tidak punya MCK, maka semakin rendah nilainya,” ujarnya.
Kemudian, layanan air bersih. Berapa warga di masing-masing desa yang bisa mengakses dan tidak bisa mengakses air bersih. “Lalu terkait tata kelola sampah, ini paling menarik,”imbuhnya.
Dengan inovasi Si Gadis Award ini, semua desa berlomba-lomba untuk bisa memenuhi semua target penilaian ini, sehingga, secara langsung desa meningkatkan tata kelola di desanya sekaligus berkontribusi pada program Pemkab. “Semua program yang kami laksanakan muaranya mendukung program Pak Bupati dan Bu Wabup,” imbuhnya. (her)