Lombok (ekbisntb.com) – Meningkatnya permintaan kopi, baik dari wisatawan lokal maupun pasar ekspor, membuat warga Sembalun, Kabupaten Lombok Timur semakin tergiur untuk beralih menanam kopi. Hal ini menjadi tren baru di tengah penurunan harga komoditas hortikultura seperti bawang yang selama ini menjadi andalan pertanian di kawasan kaki Gunung Rinjani.

Menurut Moh Roli Wahyudi, Sekretaris Kelompok Tani Kopi Lunaco (Lunaco Agro Kopi), antusiasme masyarakat terhadap budidaya kopi terus meningkat. Hal ini didorong oleh nilai jual kopi yang menjanjikan, baik untuk biji kering maupun green bean.

“Harga kopi saat ini sangat bagus, bisa menyentuh Rp20.000 untuk biji kering, bahkan green bean bisa mencapai Rp250.000 sampai Rp300.000 per kilogram,” ujarnya, Selasa, 1 Juli 2025.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi ini mulai mengubah pola pikir masyarakat, yang semula lebih fokus pada hortikultura, kini mulai serius melirik komoditas kopi.
Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sembalun, kebutuhan akan kopi lokal pun meningkat pesat.
Namun, meski permintaan tinggi, produksi kopi di Sembalun masih terbatas. Saat ini luas lahan kopi yang telah ditanami warga baru mencapai sekitar 100 hektare dari total luas wilayah Desa Sembalun yang mencapai 5.000 hektare.
“Itu sudah tertanami dan mulai berproduksi. Tapi untuk memenuhi kebutuhan lokal saja kami masih sangat kekurangan,” tambah Roli.
Kelompok Tani Lunaco sendiri mulai aktif sejak tahun 2022 didukung Pertamina Patra Niaga, dan memulai program penanaman kopi pada 2023. Dari 65 anggota yang tergabung, mereka sudah mulai panen perdana dan hasilnya dipasarkan secara lokal.
Roli menambahkan, pihaknya masih membutuhkan dukungan berbagai pihak agar budidaya kopi ini bisa berkembang lebih pesat, terutama dari sisi pembibitan. Kelompoknya saat ini dalam pendampingan dari program CSR Pertamina Patra Niaga dari hulu hingga hilir.
“Harapannya, ke depan bantuan pembibitan bisa ditingkatkan lagi agar lebih banyak masyarakat yang bisa menanam kopi. Ini peluang besar untuk meningkatkan perekonomian warga,” jelasnya.
Dengan potensi alam yang cocok untuk budidaya kopi dan dukungan berbagai pihak, kopi Sembalun diprediksi akan menjadi komoditas andalan baru yang mampu mengangkat kesejahteraan petani di daerah subur ini.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ahad menyampaikan bahwa kehadiran Pertamina Patra Niaga tidak hanya sebatas distribusi energi, tetapi juga menyertakan peran sosial yang nyata di tengah masyarakat.
“Kami tidak hanya fokus pada bisnis distribusi energi, tetapi juga melakukan peranan lebih melalui pemberdayaan masyarakat. Ini adalah bentuk keberpihakan kami,” ujarnya.
Contoh konkretnya salah satunya dengan dukungan untuk mengembangkan petani kopi di Sembalun dan NTT, termasuk pembangunan sumur bor air bersih.
Pertamina Patra Niaga juga aktif dalam menyusun program-program CSR berdasarkan pemetaan sosial dan potensi lokal di berbagai wilayah.
“Kami ingin memberikan energi bukan hanya secara fisik, tapi juga energi semangat agar masyarakat tetap percaya diri dan terus berkembang,” tandasnya.(bul)