KEKURANGAN rumah di Provinsi NTB mencapai lebih dari 200 ribu unit, hal ini mengindikasikan bahwa banyak masyarakat NTB takut untuk membangun ataupun membeli rumah.
Menurut, Ardi, salah seorang warga Lombok Timur, jika dirinya tidak bisa membangun rumah diakibatkan oleh mahalnya segala bahan untuk membangun properti ini. Selain itu, tingginya harga tanah juga biaya tukang mempengaruhi pembangunan rumah yang semakin sedikit di tiap tahunnya.
“Membangun rumah ini membutuhkan dana yang besar, belum lagi harga tanah yang sangat tinggi,” ujarnya saat dihubungi oleh Ekbis NTB, Minggu (30/6).
Meski dirinya belum menikah, sebagai seorang yang baru merintis usaha, tetap memikirkan untuk membangun rumah. Namun, mengingat daya beli masyarakat yang tidak begitu tinggi sekarang ini, sehingga hal ini mempengaruhi pendapatannya.
“Daya beli masyarakat kurang, sebagai pelaku usaha ini sangat berpengaruh pada pendapatan, harga bahan material bangunan juga cukup tinggi belum lagi yang paling berat adalah ongkos tukang,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Alwan, ayah anak satu ini mengaku bahwa faktor ekonomi menjadi faktor utama banyaknya masyarakat NTB yang belum bisa membangun rumah.
“Paling utama ekonomi, kalau kebutuhan sehari-hari memang bisa terpenuhi, cuma kalau untuk bangun rumah belum bisa,” ujarnya.
Selain itu, kurangnya lowongan pekerjaan juga mempengaruhi kurangnya pembangunan rumah di NTB. Ia mengaku sempat bekerja di beberapa sektor, namun memilih resign, karena pendapatan yang tidak sesuai dengan pekerjaanya.
“Saat ini lowongan pekerjaan juga cukup sulit. Sehingga berdampak pada pendapatan. Saya sempat jadi guru, tapi resign, sempat kerja juga di pabrik, tapi pendapatannya tidak sesuai dengan beban kerja,” lanjutnya.
Saat ditanyai mengenai adakah keinginan untuk membeli perumahan subsidi, ia mengaku sampai saat ini belum kepikiran karena belum memiliki pekerjaan tetap yang layak. Untuk membantu membangun rumah pribadinya, ia berharap pemerintah untuk bisa memberikan lapangan pekerjaan, sehingga kebutuhan primer maupun tersier masyarakat dapat terpenuhi pula. (era)