Mataram (Ekbis NTB) – Rencana Pemkot Mataram merelokasi Pasar Kebon Roek di atas lahan seluas tiga hektar di Kebon Talo, tertunda. Pasalnya, pemerintah pusat belum memberikan kepastian anggaran pembangunan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Uun Pujianto dikonfirmasi pekan kemarin menerangkan, relokasi Pasar Kebon Roek kemungkinan tertunda. Proposal yang diajukan ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perdagangan RI, belum ada kepastian apapun.
Lobi sudah berulangkali dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Mataram, Lalu Alwan Basri. Akan tetapi, belum ada jawaban apapun. “Kalau saya berulangkali berangkat untuk melobi, termasuk Pak Sekda juga berangkat ke Jakarta,” terang Uun.
Tiga pasar yang diusulkan untuk direvitalisasi yakni, Pasar Cakranegara, Pasar Kebon Roek, dan Pasar Ternak Selagalas. Paling prioritas sebut Uun, Pasar Kebon Roek dan Pasar Cakranegara. Dijelaskan, kondisi Pasar Kebon Roek sudah tidak representatif menampung pedagang yang jumlahnya membludak setiap harinya. Demikian pula, Pasar Cakranegara kondisinya tidak layak karena bangunan tua dan sebagian toko rusak.
Pihaknya harus memanfaatkan kondisi pasar yang tersedia, terutama Pasar Kebon Roek telah dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah pusat sebagai pasar higienis. “Kita benahi dulu untuk memindahkan pedagang,” timpalnya.
Uun menegaskan, dana alokasi khusus (DAK) sebenarnya tersedia di pemerintah pusat, tetapi belum diposting dalam daftar penggunaan anggaran serta dialokasi ke daerah mana saja.
Ketidakpastiaan anggaran ini sehingga belum berani diputuskan apakah ditujukan ke Kota Mataram atau daerah lain.
Bagaimana dengan skema pengelolaan oleh perusahaan swasta? Uun menegaskan, PT. Neolimax yang sebelumnya mengajukan diri untuk mengelola pasar terbesar kedua di Kota Mataram itu juga belum ada kepastian. Setelah diekspose tidak ada tindaklanjut lagi. Peluang pengelolaan oleh pihak ketiga kemungkinan batal. “Belum ada tindaklanjut lagi,” terangnya.
Neolimax hanya mengedepankan pembangunan pasar grosir dan pertokoan. Di satu sisi, Pemkot Mataram lebih banyak membutuhkan konsep lapak untuk menampung pedagang. Pihaknya masih membuka ruang apabila diajak komunikasi untuk menindaklanjuti penataan pasar tersebut. (cem)