Lombok (ekbisntb.com) – Sebagai untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan permesinan bagi petani dan pelaku usaha disetor industri tembakau di Lombok Barat (Lobar), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lobar memberikan pelatihan pembuatan mesin perajang tembakau. Adanya mesin ini, warga tidak perlu lagi membeli alat keluar daerah.

Di samping bisa meningkat usaha industri tembakau diharapkan mendongkrak alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang diperoleh Lobar. Langkah ini juga untuk mendukung rencana pembangunan Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) di wilayah Lembar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperindag Lobar H. M. Adnan, menjelaskan, mesin ini bisa dipergunakan oleh masyarakat Lobar ,terutama yang memproduksi industri rokok. ‘’Dan insyaallah tahun 2026, SIHT ini akan mulai dibangun dan beroperasi,” terang Adnan didampingi Sekdis Lalu Wira Kencana dan Fungsional Industri pada Bidang Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronik, dan Aneka (Ilmea) Agus Putrawan Hardi.
Dikatakan, mesin produksi dari IKM ini juga diharapkan bisa dipergunakan atau dimanfaatkan di SIHT ketika nanti telah beroperasi. “Dengan adanya mesin alat perajang ini juga petani tidak perlu membeli ke luar daerah untuk produksi industri Tembakau yang ada di Lobar ini,” sambungnya.
Untuk pengembangan produksi mesin ini, petani dan IKM perlu pembinaan lebih lanjut. Di samping mereka butuh modal untuk memproduksi, salah satunya bisa dibantu melalui pinjaman modal tanpa bunga dari Pemkab Lobar. Mereka juga bisa dibantu melalui program bantuan melalui APBD, bukan hanya dari DBHCHT, sehingga nantinya ketika IKM ini banyak pesanan, diutamakan memenuhi kebutuhan dalam daerah dulu.
Pihaknya juga berkolaborasi dengan semua OPD, terutama dinas pertanian. Sebab nantinya di lahan SIHT yang tak dipakai untuk bangunan SIHT akan dikembangkan demplot – demplot tembakau.
“Sehingga kita bisa kerja sama, itu butuh alat yang banyak juga agar cepat diproses. Tembakau yang dihasilkan tidak numpuk dan rusak,” ujarnya.
Dalam pelatihan ini, jelasnya, dilibatkan 10 perwakilan petani dan pelaku IKM dari enam kecamatan yakni Sekotong, Lembar, Gerung, Kuripan, Kediri dan Labuapi.
Sementara itu, perwakilan IKM mengatakan alat ini bisa membantu petani dari sisi harga lebih murah jika dibanding beli di luar seperti di Jawa. “Kalau dari produk lokal kan bisa agak ngirit dari sisi harga,” kata M Akil dari Gerung.
Satu mesin diproduksi dalam waktu satu sampai dua Minggu. Harganya pun cukup murah, Rp10-20 juta. Ada dua mesin yang diproduksi yakni mesin perajang listrik dan tenaga surya. Ia berharap agar OPD bisa mengakomodir mesin yang dihasilkan sebab petani di Lobar rata-rata terkendala dari sisi alat. (her)