Lombok (ekbisntb.com) – Sejumlah dosen Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor yang tergabung dalam Community Development Masyarakat Tani Sadar Zakat Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di bidang pertanian.
Program ini dilaksanakan di Pulau Lombok dengan luas area tanam mencapai 300 hektar. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen IAIH Pancor dengan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZIS) Muhammadiyah Jawa Tengah (LAZISMU Jateng).

Penanggung Jawab Program yang juga Wakil Rektor IAIH Pancor Dr. Abdul Hayyi Akrom, menjelaskan program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran petani dalam membayar zakat pertanian sesuai dengan ketentuan agama Islam. “Kami memberikan benih padi inbrida, jagung hibrida, benih hortikultura, dan pupuk cair organik secara gratis kepada petani dengan syarat mereka berkomitmen membayar zakat setelah panen,” ujarnya, Rabu 19 Februari 2025.
Program ini telah berjalan sejak tahun 2022 dan dilaksanakan dalam tiga tahap, masing-masing tahap mencakup 100 hektar lahan. Lokasi kegiatan meliputi Desa Santong (Kayangan), Desa Dara Kunci (Sambelia), Jerowaru, Sembalun (Lombok Timur), Langko Lingsar (Lombok Barat), Jonggat, Mantang (Batukliang, Lombok Tengah), dan Kelurahan Tegal (Kota Mataram).
Pada tahap pertama, tim fokus pada penanaman padi inbrida, jagung hibrida, dan sayur-sayuran. Benih padi yang diberikan meliputi varietas seperti inpari 32, inpari 42, ciherang, cilenyi, dan mokangga. Sementara untuk jagung, petani menerima benih varietas supra 1. Pada tahap kedua dan ketiga, tim lebih fokus pada penanaman padi inbrida.
Dr. Abdul Hayyi menambahkan, jumlah benih yang diberikan disesuaikan dengan standar pertanian. Misalnya, untuk lahan seluas 1 hektar, petani menerima 40 kg benih padi dan 3 liter pupuk cair organik.
Hasil dari program ini cukup signifikan. Selama tiga tahap, petani berhasil menghasilkan sekitar 1.250 ton gabah padi dan 175 ton jagung. Setiap petani kemudian membayar zakat pertanian sebesar 5% dari hasil panen, dengan nisab 1.323 kg untuk padi dan 714 kg untuk jagung.
Ikhwan Shoffa, perwakilan LAZISMU Jawa Tengah, mengapresiasi keberhasilan program ini. “Kami berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih sadar akan kewajiban membayar zakat,” ujarnya.
Petani yang terlibat juga menyampaikan rasa terima kasih kepada tim dosen IAIH Pancor dan LAZISMU Jateng. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa depan.
Saat ini, tim masih menyelesaikan kegiatan di lahan seluas 10 hektar di Kabupaten Lombok Utara. Dr. Abdul Hayyi berharap, program ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk melaksanakan dakwah di bidang pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi petani, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi, lembaga zakat, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan yang berkelanjutan. (rus)