Trash Hero Bayan mempunyai cara unik untuk mengedukasi kepedulian terhadap lingkungan bagi generasi mendatang. Mengundang sebanyak-banyaknya relawan cilik, untuk selanjutnya diajarkan Bahasa Inggris gratis, kemudian setelah itu, mereka diajak untuk membersihkan sampah di lingkungan sekitar.
Founder Trash Hero Bayan, Sutikno, mengaku sudah satu bulan ini menerapkan metode pembelajaran gratis belajar Bahasa Inggris kepada siswa-siswi di Desa Sambil Elen dan sekitarnya (Kecamatan Bayan). Ia memulai membangun edukasi dini kepada anak-anak setempat untuk lebih peduli kepada lingkungan. Tujuannya, agar pada diri siswa memiliki kepekaan terhadap isi lingkungan di masa depan.
“Sudah 1 bulan ini. Pelan-pelan kami sampaikan pentingnya memelihara lingkungan dari sampah plastik. Dengan cara jadi relawan sampah dengan hati dan harus berjanji dengan diri sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik,” ucap Sutikno, Minggu 29 Desember 2024.
Menurutnya, kepekaan terhadap isu lingkungan harus ditanamkan dan dibangkitkan kembali kepada generasi mendatang. Penanaman mental ini – khususnya sebagai relawan sampah bagi anak (Trash Hero Kids), didasari dengan komitmen dari dalam diri pribadi.
Trash Hero tidak hanya mengajak partisipasi anak-anak untuk membersihkan lingkungan. Mereka juga diberikan pembelajaran Bahasa Inggris (gratis) setiap hari Minggu pagi. “Usai belajar Bahasa Inggris, langsung turun kelapangan dengan bersih-bersih lingkungan,” imbuhnya.
Seperti pada kegiatan Minggu pagi kemarin, Sutikno mengakui sejumlah siswa diberikan materi Bahasa Inggris. Anak-anak belajar spelling be dan juga vocabulary di dapur sebanyak 10 kata. Dengan catatan, 10 kata itu harus dihafal.
Setelah itu, Trash Hero Kids juga diajak sarapan bersama. Sutikno dan istri, menyiapkan menu sarapan dari sayur yang dibudidaya secara organik di lahan Organic Farm yang dikelola sendiri. “Setelah itu mereka ikut Trash Hero Bayan ke lokasi SMPN 4 dan kembali melanjutkan kegiatan mewarnai di Saifana Organic Farm,” terangnya.
Dari sekian banyak relawan Trash Hero Kids, Lena adalah salah satunya. Ia adalah seorang anak yang tinggal bersama nenek, kakak perempuan, dan adik laki-lakinya. Ibunya bekerja di luar negeri, sementara Lena terus bersemangat melanjutkan pendidikan dan menggapai cita-citanya menjadi guru.
Sebagai siswa kelas 6 SD, Lena bercita-cita menjadi seorang guru. Ia juga suka memasak dan belajar hal baru. Melalui Program Orang Tua Asuh (melalui Yayasan Tanah Inaq Lestari), Lena bisa menabung untuk masa depan sekaligus memenuhi kebutuhan sekolahnya.
“Dukungan ini membantu Lena untuk tetap melangkah maju, meraih pendidikan yang lebih baik, dan mendekatkan dirinya pada impiannya. Setiap anak seperti Lena memiliki potensi besar untuk berkembang. Mari kita bersama mendukung mereka untuk terus maju,” tandas Sutikno. (ari)