Lombok (ekbisntb.com) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Tito Karnavian meminta kepada semua pemerintah daerah di Indonesia untuk mendukung program swasembada pangan nasional sebagaimana yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Penegasan tersebut disampaikan Mendagri dalam Rakor Pengendalian Inflasi yang belangsung secara hybrid di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Senin 28 Oktober 2024. Pj Gubernur NTB Hassanudin dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Kepala Biro Perekonomian Setda NTB Wirajaya Kusuma.
Mendagri mengatakan, program swasembada pangan ini menjadi bagian dari program jangka menengah yaitu dalam jangka waktu empat tahun. Sehingga upaya cetak sawah baru yang didukung oleh sarana pendukung seperti teknologi, mekanisasi hingga irigasi perairan akan menjadi fokus pemerintah.
“Jadi kita-kita Pemda tolong didukung, ini leadingnya adalah Menteri Pertanian dibawah koordinasi Menteri Koordinasi Bidang Pangan, Pak Zulkiefli Hasan. Jika sudah ada kunjungan Menteri Pertanian dan Menko Bidang Pangan saya mohon kepada kepala daerah, paling tidak kepala Dinas Pertanian harus hadir, jangan sampai tak hadir,” kata Tito Karnavian.
Ia mengatakan, selain pangan, swasembada energi menjadi salah satu target pemerintah pusat. Artinya sektor energi dalam negeri tak lagi bergantung pada impor, sebab ada banyak potensi yang bisa dieksplorasi oleh pemerintah menjadi energi, baik energi fosil maupun energi baru terbarukan.
Untuk energi baru terbarukan, pemerintah akan mengoptimalkan energi biodiesel, kepala sawit, pembangkit listrik tenaga surya, air, arus aut, angin, hingga panas bumi.
“Banyak yang bisa kita kerjakan di negara tropis seperti kita. Leadingnya adalah Menteri ESDM Pak Bahlil. Jika beliau turun ke lapangan, tolong kepala daerah dan Kepala Dinas ESDM agar mendampingi,” pesannya.
Pemprov NTB sendiri siap dengan program swasembada pangan, terlebih wilayah NTB telah dikenal sebagai daerah penghasil beras berkualitas dan telah lama ikut memenuhi kebutuhan masyarakat di luar daerah. Sebagai gambaran, berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi NTB dari Januari – September atau sampai triwulan III 2024 menunjukkan bahwa luas panen padi NTB sudah mencapai 249.802 hektare dengan hasil panen sebesar 1.262.208 ton gabah kering giling (GKG).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB H.Muhammad Tufieq Hidayat sebelumnya mengatakan, dengan capaian yang tinggi tersebut, maka target produksi tahun 2024 ini diyakini akan tercapai sebesar 1,4 juta ton GKG. Bahkan jika dilihat dari capaian hingga bulan September yang cukup menggembirakan ini, maka NTB berpotensi melampaui capaian panen di 2023 yang sebesar 1,54 juta ton.
NTB yang memiliki populasi sekitar 5,3 juta jiwa, memiliki kebutuhan konsumsi beras per kapita sebesar 98,7 kg per tahun. Artinya kebutuhan konsumsi beras di NTB hanya 52 persen dari jumlah produksinya. Hal ini menandakan bahwa NTB tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokalnya sendiri, tetapi juga berpotensi besar untuk menyumbangkan kelebihan produksinya ke daerah lain di Indonesia.(ris)