Bima (ekbisntb.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas Koperasi dan UMKM terus membina pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar modern. Pemkab mendorong lahirnya produk lokal yang berdaya saing, tidak hanya di tingkat regional, tetapi juga nasional bahkan internasional.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bima, H. Dahlan H. Muhammad, mengatakan bahwa Bupati Bima menggagas program nyata untuk mendukung UMKM melalui Selasa Menyapa. Program ini memberi kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk mempromosikan dan memasarkan produk di desa yang menjadi lokasi acara.

“Di Kabupaten Bima sendiri, salah satunya adalah melalui program Selasa Menyapa. Melalui kegiatan ini, menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk mempromosi dan memasarkan produk lokal di desa yang bersangkutan (setiap lokasi kegiatan),” jelasnya, Minggu 24 Agustus 2025.
Dahlan menegaskan, program tersebut terbukti efektif. Para pelaku UMKM bisa hadir langsung, menjual produk, sekaligus memperkenalkan hasil produksinya sendiri. Meskipun dalam skala regional.
“Melalui kegiatan itu sangat memajukan UMKM, karena di sana para pelaku bisa hadir, menjual, sekaligus memperkenalkan produk-produk hasil produksinya sendiri,” sambung Dahlan.
Selain Selasa Menyapa, Pemkab Bima juga melibatkan UMKM dalam berbagai kegiatan besar. Pada festival daerah hingga perayaan HUT RI 17 Agustus lalu, pelaku UMKM tetap mendapat ruang untuk memamerkan produk andalan mereka.
Meski begitu, Dahlan mengakui bahwa produk lokal Bima belum banyak menembus pasar nasional maupun internasional. Namun, ia menegaskan Pemkab terus mengambil langkah untuk mendorong hal itu.
“Inilah yang sedang kita kembangkan. Jadi kita sedang mencoba melakukan sosialisasi dan edukasi melalui diklat kepada para pelaku UMKM di Kabupaten Bima agar produknya bisa bersaing di pasar modern, dan dikenal di luar daerah,” katanya.
Ia mengatakan, beberapa produk lokal Bima sebenarnya sudah cukup dikenal, seperti kain tenun dan renda. Produk kuliner khas juga mulai menarik perhatian, meskipun masih terbatas di luar daerah. Dahlan menilai potensi kuliner Bima cukup besar, namun pengemasan produk masih menjadi kendala utama.
“Kalau di makanan atau kuliner khas Bima bisa dipasarkan sampai skala nasional, sebenarnya kendalanya hanya pada masalah pengemasan. Ya namanya para pelaku UMKM ini maunya cepat laku. Itu yang menjadi tantangan, sehingga untuk membuat produk yang lebih bisa dipasarkan di skala nasional maupun internasional masih sangat terbatas. Namun itu yang akan kami lakukan pembinaan serius,” jelasnya.
Selain soal kualitas produk, Dinas Koperasi dan UMKM juga gencar memberikan edukasi terkait legalitas dan standar produk. Mereka mendorong UMKM untuk memiliki sertifikat halal dan kelengkapan lain agar produk bisa bersaing dengan baik.
“Kami juga membantu memberikan edukasi kepada para pelaku UMKM untuk perlunya sertifikat halal dan hal-hal yang menunjang produk mereka agar memiliki daya saing,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemkab Bima optimis produk lokal akan semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar modern. Pemkab berharap UMKM tidak hanya menopang ekonomi desa, tetapi juga menjadi penopang ekonomi daerah secara berkelanjutan. (hir)