Lombok (ekbisntb.com) – Bertahun-tahun lamanya masyarakat Gili Gede Kecamatan Sekotong Lombok Barat kesulitan air bersih. Warga terpaksa membeli air bersih di daerah seberang. Kondisi ini kontras dengan kemegahan Dermaga atau pelabuhan kapal Yach yang ada di daerah itu. Pelabuhan ini begitu megah dengan fasilitas lengkap.
Kondisi ini menjadi perhatian serius kalangan DPRD Lombok Barat (Lobar). Usulan pembuatan akses air bersih di pulau itu telah diajukan DPRD pada pembahasan APBD 2025. Kondisi kesulitan air bersih di pulau itu sudah terjadi berpuluh tahun lamanya.
Kondisi ini kembali viral setelah akun media social Kades setempat memposting video dua sisi kehidupan di pulau yang indah itu.
Video itu memperlihatkan keindahan salah satu dermaga kapal pesiar bergaya eropa yang viral dimedia sosial. Namuan disisi lain didalamnya memperlihatkan usaha warga setempat untuk memperoleh air bersih di satu-satunya sumur di pulau itu. Bahkan beberapa warga terpaksa harus menyeberang membeli air bersih untuk mememuhui kebutuhan sehari-hari.
“Sudah kita rancang di 2025, dan kita upayakan melalui DAK dalam postur APBD 2025 dan kita sedang perjuangkan, mudahan tidak berubah,” terang Wakil Ketua II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah, Rabu 23 Oktober 2024.
Permasalahan akses air bersih di pulau itu sudah lama disuarakan Abu. Sejak sebelum menjadi Anggota DPRD sampai sekarang. Bahkan ia sudah mengaggarkan pembuatan sumur gali dari dana pokok pikiran (Pokir). Namun dari sejumlah sumur yang dibuat, hanya satu yang memiliki sumber air. Sedangkan sisanya tidak memiliki sumber air.
“Itupun hanya bisa memenuhui kebutuhan satu atau dua dusun,” bebernya.Selain sumur, warga setempat juga terpaksa menyeberang ke Sekotong membeli air bersih untuk memenuhui kebutuhan sehari-hari. Kondisi itu yang selalu membuat dirinya prihatin. Sebab terdapat sekitar 1.500 jiwa masyarakat yang mendiami pulau itu terdampak kesulitan air bersih.
Sehingga pihaknya coba mengusulkan rencana pembuatan akses air melalui anggaran Dana alokasi Khusus (DAK) untuk 2025.
Kajian dan pembahasan awal rencana usulan melalui DAK sudah dilakukan dirinya dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lobar.
“Agar kebutuhan dasar masyarakat untuk air bersih bisa terpenuhui,” ucap pria asal Gili Gede itu. Selain menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Kesulitan air bersih juga berpotensi menghambat investasi pariwisata. Beberapa hotel yang sudah beroprasi disana juga mengalami hal sama yang dirasakan masyarakat setempat.
Namun ia memastikan nantinya legalitas akses air bersih yang akan dibangun sudah sesuai dengan ketentuan mengatur. Sebab bekaca dari kasus yang terjadi dikawasan Gili Terawangan KLU terjadi juga di Gili Gede. “Kita sempat komunikasikan dengan Dinas PU dengan Kepala Desa hal-hal yang berkaitan dengan legalitas itu harus segera kita rapikan, supaya orang yang berinvestasi di Gili Gede itu merasa aman dan nyaman,” jelasnya.
Tak hanya itu, lahan yang akan digunakan untuk program air bersih itu akan dipastikan aman lebih dulu. Terutama kepemilikan lahan itu. Sehingga mencegah celah munculnya masalah hukum dikemudian hari.
Politisi PKS itu meyakini program akses air bersih itu akan membantu kebutuhan masyarakat dan membuat potensi investasi pariwisata berkembang di Kawasan itu. (her)