Lombok (ekbisntb.com) – Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin mendorong pemuda dan pemudi Lotim ini menjadi petani modern. H. M. Iron, sapaan akrab Bupati ini menyampaikan di era teknologi seperti sekarang, pertanian sudah semakin modern.
Penyemprotan lahan, ungkapnya, tidak lagi dilakukan manual, melainkan menggunakan remote control untuk efisiensi dan ketepatan. Namun, ironisnya, minat generasi muda di bidang pertanian justru kian menurun. Banyak yang lebih memilih bekerja di luar negeri dengan iming-iming gaji besar, sementara lahan pertanian ditinggalkan tanpa penerus.

“Jika bukan anaknya sendiri, lalu siapa yang akan melanjutkan mengelola sawah ketika orang tua sudah tiada?,” sebut Bupati H. Haerul Wariin menyoal problematika di lingkungan keluarga petani.
Bupati menyebut sebuah pernyataan yang, Orang Jawa datang ke Lombok berjualan bakso untuk beli tanah, sementara orang Lombok justru menjual tanahnya untuk beli bakso. Bagi orang Lombok sebenarnya hal ini sangat ironis. Kondisi ini disebut sebagai teguran keras bagi masyarakat, terutama generasi muda, agar lebih bijak dalam memilih jalan hidup.
Pertanian tidak lagi identik dengan kemiskinan atau kerja keras tanpa hasil. Dengan teknologi dan manajemen yang baik, sektor pertanian bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. “Kita harus punya prinsip. Bidang apa yang akan kita geluti? Jangan sampai kita kehilangan aset berharga seperti tanah hanya karena tergiur pekerjaan lain,” tegas H. Iron.
Pemerintah Lotim mendorong untuk memberikan pelatihan dan insentif agar pemuda-pemudi tertarik mengembangkan pertanian modern. Jika tidak, bukan tidak mungkin suatu saat nanti, lahan subur justru dikuasai oleh pihak lain, sementara generasi penerus hanya menjadi penonton di negeri sendiri. “Yuk, bangkitkan semangat bertani, Karena jika bukan kita, lalu siapa lagi,” demikian. (rus)