spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBerandaCegah Penularan Virus Disnakeswan Perbanyak Vaksinasi Ternak

Cegah Penularan Virus Disnakeswan Perbanyak Vaksinasi Ternak

Mataram (EkbisNTB.com) – Kasus kematian hewan ternak akibat terserang virus Septicaemia Epizootica atau dikenal virus ngorok sangat masif di sejumlah wilayah di Indonesia. Vaksinasi pada kerbau dimasifkan guna meminimalis penularan.

Kepala Dinas Kesehatan Hewan (Kadisnakeswan) provinsi NTB, Muhamad Riadi, SP, M.Ec.Dev gencar melakukan vaksinasi hewan ternak demi menjaga kesehatan hewan dan tidak mudah terjangkit virus.

- Iklan -

Diketahui bahwa baru-baru ini sebanyak 431 kasus kerbau mati akibat virus ngorok yang menjangkit ternak kerbau warga di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Virus ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) bukanlah bakteri baru, penyebaran bakteri ini sangat cepat melebihi virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang juga menyerang sapi dan kerbau. Beberapa kali ditemukan kasus kerbau Sumbawa mati akibat terjangkit virus ini. “Daerah kita, Pulau Sumbawa sering terjadi dan memang sangat mematikan pada kerbau,” katanya pada Rabu 18 April 2024.

Ia mengatakan bahwa meski beberapa kali terdapat kasus bakteri SE menjangkit kerbau di Sumbawa, tetapi belum ditemukan satupun kasus kerbau di NTB terjangkit bakteri tersebut. Sehingga untuk mengantisipasi penyebaran bakteri ini ke NTB, pihaknya rutin melakukan vaksinasi.

“Vaksinasi rutin minimal sekali setahun dan melakukan pengobatan dengan antibiotik spektrum luas kalau ditemukan kasus sapi NTB terjangkit virus SE,” lanjutnya.

Di tahun 2024 ini, kerbau Sumbawa mirip dengan gejala SE ditemukan, namun belum berani dipastikan karena belum dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Di tahun 2024 ini, Disnakkeswan mengadakan 10.000 dosis vaksinasi yang dikhususkan di pulau Sumbawa, karena pulau ini dinilai rawan terkena penyebaran bakteri SE.

Adapula untuk stok obat-obatan, Riyadi mengatakan bahwa provinsi NTB masih memiliki stok yang cukup, sehingga antisipasi terkait dengan penyebaran bakteri SE ini bisa dimaksimalkan.

“Tahun 2024 kita ada pengadaan vaksin 10.000 dosis dari APBD, karena SE bukan priritas nasional, jadi di APN sudah 3 tahun terakhir tidak ada anggaran, dan rencana di prioritaskan ke daerah atau lokasi yang diduga ada kasus, yaitu pulau Sumbawa,” tandasnya. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini