spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisPinalo, Brand Baru Tenun Sukarara

Pinalo, Brand Baru Tenun Sukarara

Desa Sukarara Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng) dikenal sebagai desa penghasil kain tenun dengan kualitas tinggi. Belum lagi soal motif-motif kain tenunnya yang khas. Salah satu motif yang paling dikenal sekaligus brand utama tenun Sukarara yakni motif Subhanale. Seiring perkembangan zaman, sejumlah brand baru tenun Sukarara mulai muncul. Satu di antaranya tenun Pinalo.

Mulai dikembangkan sekitar empat tahun yang lalu ketika pandemi Covid-19 sedang merebak, tenun Pinalo kini sudah bisa merambah pasar internasional berkat keunikan yang ada di dalamnya. Di mana bahan-bahan yang digunakan seluruhnya bahan alami. Mulai dari benang hingga pewarna benangnya.

- Iklan -

“Untuk benang yang digunakan, tidak sama dengan tenun kebanyakan. Benang yang digunakan untuk tenun Pinalo berupa serat daun nanas yang dialoh dari sampah daun nanas. Sehingga tenunnya kita namanya Pinalo, singkatan dari Pineapple Lombok,” ungkap Aisyah Odis, owner Pinalo, akhir pekan kemarin.

Aisyah yang memang aktivis lingkungan ini mengaku awal mula mengembangkan tenun dari bahan serat nanas tersebut karena prihatin terhadap banyaknya sampah nanas yang tidak tertangani. Terutama di wilayah Lombok Timur (Lotim). Sehingga sebagian besar sampah daun nanas yang digunakan untuk membuat kain serat tenun Pinalo didatangkan dari Lotim.

Awalnya Aisyah mempekerjakan tiga penenun. Berbekal pengalamanan ditambah pengetahuan yang diperoleh dari internet, serat daun nanas akhirnya berhasil diolah menjadi benang. Untuk kemudian diberi warna juga dengan menggunakan bahan-bahan alami. “Jadi tidak ada bahan kimia yang digunakan. Semua menggunakan bahan alami,” terangnya.

Eksistensi tenun Pinalo pun semakin luas. Tenun Pinalo kini tidak hanya diburu konsumen dalam  negeri, tetapi diminati juga oleh para buyer luar negeri. Dengan pasar utamanya saat ini di antaranya Belanda, Prancis, Jepang hingga Australia.

Salah satu alasan diminati pembeli dari luar negeri, karena penggunaan bahan alami di semua produk tenunnnya. Maupun dalam proses pembuatanya. Karena pembeli, terutama dari luar negeri itu sangat aware dengan isu-isu lingkungan, sehingga dalam membeli produk juga sangat memperhatikan persoalan lingkungan.

Untuk harga produk tenun Pinalo tidak jauh berbeda dengan tenun Sukarare pada umumnya. Berkisar antara  Rp200 sampai Rp500 ribu untuk satu produk tenunnya. Tergantung ukuran serta motifnya. Dan, berkat eksitensi yang semakin luas, omset dari hasil penjualan tenun Pinalo dari tahun ke tahun terus meningkat dengan rata-rata mencapai Rp 570 juta per tahun.

Untuk pola pemasarannya, selain dengan cara online pemasaran konvensiaonal secara off line juga dilakukan. Bahkan, bagi peminat mau memesan untuk motif serta ukurannya juga bisa.

Seiring kian bertambah banyaknya peminat tenun Pinalo, jumlah penun yang terlibat dalam produksi tenun Pinalo juga turut bertambah. “Kalau sekarang sudah sekitar 10 penenun yang diperkerjakan untuk menghasilkan tenun Pinalo ini,” sebut Aisyah.

Ia pun berharap tenun Pinalo bisa semakin banyak peminatnya, sehingga lambat laun produknya juga bisa semakin banyak dan semakin banyak pula penenun yang terlihat. Pada akhirnya bisa memberikan manfaat secara ekonomi bagi penun dan masyarakat Desa Sukarara pada umumnya. (kir)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut