26.5 C
Mataram
BerandaBisnisTiga Tahun Mangkrak, Pabrik AMDK Asel Akhirnya Kembali Produksi

Tiga Tahun Mangkrak, Pabrik AMDK Asel Akhirnya Kembali Produksi

Lombok (ekbisntb.com) – Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Asel milik PT Energi Selaparang (ES) akhirnya kembali bisa berproduksi setelah tiga tahun mangkrak. Rabu, tanggal 13 Agustus 2025, peluncuran kembali dilakukan langsung Bupati Lotim, H. Haerul Warisin.

Bupati pun mengisahkan sejarah berdirinya PT ES beberapa tahun lalu di era dirinya menjadi Wakil Bupati bersama Bupati Lotim H. Moch Ali BD 2014-2018. Modal awal untuk membangun pabrik dan modal bangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Rp 11 miliar.

- Iklan -

Dipilih lokasi pembangunan pabrik PT ES, karena ada mata air yang terbuang percuma selama ini ke laut.  Adapun nama Asel bukan tanpa alasan. Asel merupakan akronim dari Air Selaparang. Airnya masyarakat Gumi Selaparang.

Pada awal produksinya, pemasaran diakui hanya dalam Kota Selong. Hal ini dinilai sudah cukup bagus. Akan tetapi, setelah tak lagi menjabat wakil bupati, pabrik menjadi tak terurus. Sekembalinya menjadi pemimpin Lotim, H. Iron sapaan akrab Bupati Lotim ini berkomitmen untuk menghidupkan kembali.

Bupati menyatakan tidak ingin menyalahkan pihak yang sebelumnya membuat pabrik tidak bisa produksi. “Kita tidak boleh salahkan yang sebelumnya, tapi kita akan perbaiki kembali,” ungkapnya.

Lotim sangat potensial untuk memberikan pelayanan terbaik. Berdirinya PT ES, tidak semata untuk meraup keuntungan. Bupati meyakinkan, hasil produksi AMDK Asel bisa bersaing dengan swasta. “Jika merek lain bisa dijual Rp 30 ribu per dus, maka Asel bisa lebih murah, bisa Rp 26 ribu per dus,” terangnya.

Kepada jajaran Direksi PT ES, Bupati berpesan agar memelihara dan menjalankan bisnis PT ES dengan baik. Selain kelola AMDK, diminta juga memaksimalkan pengembangan bisnis SPBN. Baik di SPBN Tanjung Luar maupun di Labuhan Haji dan membuat SPBU satu harga. “Kalau bisa buat SPBU satu harga itu namanya berprestasi,” paparnya.

Kapasitas produksi pabrik juga diharapkan bisa terus berkembang. Semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta untuk bela dan beli Asel. “Jangan minum merek lain,” pesan Bupati. Semua kantor milik pemerintah diperintahkan untuk memesan Asel.

Bupati juga mendorong tambah mesin dengan menargetkan 10 ribu dus per hari. Ketika sudah dalam bentuk kemasan, diperintahkan untuk langsung dipasarkan

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PT ES, Joyo Supeno menjelaskan peresmian produksi perdana dilakukan Bupati ini setelah tiga tahun mati suri. Kegiatan peluncuran sengaja mengangkat tema energi bangkit energi terbarukan. Hal ini menggambarkan kebangkitan dari kondisi terpuruk.

Pemkab Lotim memberikan PT ES tambahan penyertaan modal Rp 5 miliar. Dari dana inilah mulai dilakukan berbagai perbaikan dan akhirnya kembali bisa produksi.

“Februari 2022 tidak produksi lagi, gudang terkunci, mesin mankgrak,” tutur Joyo.

Setelah bekerja efektif dua bulan, mulai dari optimisme dan spirit luar biasa dari Bupati, Joyo Supeno kemudian bergerak melakukan langkah perbaikan. “Ini panggilan moral terhadap Asel,” ucapnya.

Joyo Supeno menegaskan, PT ES adalah lembaga bisnis. Bukan lembaga sosial. Air ketika keluar gerbang, maka baliknya harus dalam bentuk uang. Ketika semua bisa dijalankan dengan roda bisnis, diyakinkan tahun pertama produksi akan bisa memverikan deviden kepada pemerintah daerah.

Kapasitas produksi sebelumnya bisa 800-1.000 dus per delapan jam kerja. Sekarang bisa dua kali lipat karena punya dua mesin. Harapannya, ke depan bisa lebih optimal dalam pemasaran. Dalam pertemuan peluncuran perdana kemarin, sengaja diundang para pimpinan OPD dan para kepala desa dengan harapan bisa sebagai tim-tim pemasaran produk AMDK Asel di kantor masing-masing. (rus)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut