HARGA komoditas cabai di pasaran menyentuh angka tertinggi. Kini, harga per kilogramnya mencapai Rp100 ribu untuk kualitas super, dan Rp95 ribu untuk kualitas campuran.
Pedagang di salah satu Pasar Mandalika, Fhia mengaku harga ini sudah naik sejak seminggu sebelum tahun 2024 berakhir. Kenaikan harga cabai ini secara bertahap, yang mulanya naik dari Rp40 ribu, Rp70 ribu, hingga kini menjadi Rp100 ribu per kilogram.

“Naik sudah dari sebelum tahun baru. Sekarang harganya Rp100 ribu untuk kualitas super, Rp95 ribu untuk kualitas campuran,” ujarnya kepada Ekbis NTB, Minggu, 12 Januari 2024.
Dikatakan, harga cabai biasanya berkisar di kisaran Rp18 ribu hingga Rp20 ribu. Kali ini, dikatakan cabai mencapai harga puncaknya, karena menyentuh angka ratusan ribu.
Fhia mengaku, kenaikan cabai ini disebabkan oleh kekosongan stok cabai petani yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Selain itu, banyak juga cabai yang busuk akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi di penghujung 2024 dan awal tahun 2025.
“Tingginya akibat cuaca mungkin karena enggak terlalu banyak cabainya. Dia rusak juga. Petani-petani itu rusak semua cabainya karena hujan yang ekstrem sekali,” katanya.
Menurutnya, petani lokal mengalami kekosongan stok cabai, sehingga, pihaknya mengambil cabai dari luar, yaitu dari Pulau Jawa dengan harga Rp75 sampai Rp85 ribu per kilogramnya.
Meski mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi, Fhia mengaku tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas cabai juga turut meninggi. Sehingga dengan kenaikan ini, dirinya tidak terlalu rugi.
“Lebih ramai kalau mahal seperti sekarang. Kalau harga semua mahal ramai pasar. Kalau harga normal agak sepi,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan oleh penjual sayuran lainnya, Nurhidayah mengaku kenaikan harga cabai ini sangat melonjak dibandingkan akhir tahun lalu. Yang mana terdapat kenaikan harga lebih dari dua kali lipat dari harga sebelumnya. Kekosongan stok menjadi faktor utama tingginya harga komoditas ini.
“Naik sekali karena di petani lokal tidak ada stoknya,” katanya.
Dikatakan, kenaikan harga cabai ini merata di seluruh penjual cabai yang ada di Lombok karena belum adanya petani yang panen cabai. Pun juga karena tingginya curah hujan menyebabkan banyak cabai yang busuk.
Di samping itu, menurutnya kenaikan ini bisa terjaid hingga bulan puasa nanti mengingat bulan Ramadhan tinggal satu bulan lagi. Apalagi, belum ada tanda-tanda petani akan melakukan panen cabai, begitupun dengan kondisi cuaca yang sering turun hujan.
Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Fitri, salah satu warga mengaku membeli cabai dengan harga tinggi. Di pasaran, harga cabai mencapai Rp100 ribu per kilogram. Fitri mengharapkan harga cabai bisa menurun, karena berpengaruh besar terhadap uang belanja kebutuhan sehari-hari.(era)