26.5 C
Mataram
BerandaBerandaUNDP dan KKP Kuatkan Perlindungan Ekosistem Laut Melalui Pilot Asuransi Terumbu Karang...

UNDP dan KKP Kuatkan Perlindungan Ekosistem Laut Melalui Pilot Asuransi Terumbu Karang di Gili Matra

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

Upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut terus diperkuat melalui kolaborasi lintas lembaga. United Nations Development Programme (UNDP) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Wilayah Kerja Gili Matra melaksanakan program pilot atau percontohan asuransi terumbu karang di kawasan konservasi Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan), Lombok, NTB.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 6–8 Oktober 2025, itu merupakan bagian dari inisiatif Insurance and Risk Finance Facility (IRFF) yang digagas UNDP dan didukung sepenuhnya oleh Ocean Risk and Resilience Action Alliance (ORRAA) melalui UK Blue Planet Fund.

Program ini bertujuan memperkuat ketahanan ekosistem laut serta meningkatkan resiliensi ekonomi masyarakat pesisir terhadap dampak perubahan iklim, terutama risiko pemutihan terumbu karang (coral bleaching).

Dalam kegiatan sosialisasi dan konsultasi bersama masyarakat pesisir, pelaku wisata bahari, dan pemerintah daerah, tim memperkenalkan desain produk asuransi parametik yang dikembangkan oleh SwissRe, perusahaan reasuransi global asal Swiss.

Produk ini menggunakan suhu permukaan laut (sea surface temperature) sebagai indikator pemicu (trigger) untuk pencairan klaim apabila terjadi peningkatan suhu yang berpotensi merusak terumbu karang.

“Inovasi ini menunjukkan bagaimana produk asuransi dapat melengkapi pendekatan manajemen risiko dan meningkatkan ketahanan finansial menghadapi dampak perubahan iklim,” ujar Cherie Gray, Global Lead SwissRe.

Masyarakat pesisir Gili Matra menyambut positif inisiatif tersebut. Sanu, salah seorang penggiat komunitas, menilai perlindungan terhadap terumbu karang menjadi kunci keberlanjutan ekonomi warga.

“Terumbu karang adalah emas bagi kami. Kami tidak punya minyak atau batubara seperti daerah lain. Karena itu, kami akan terus bergotong royong melindungi karang yang menjadi sumber kehidupan kami,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat Ahmadi menyebutkan bahwa kawasan pesisir kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia seperti sampah dan polusi, serta risiko lingkungan berupa abrasi dan kenaikan permukaan air laut. Menurutnya, skema asuransi seperti ini dapat menjadi solusi inovatif dalam menghadapi tantangan tersebut.

Direktur Konservasi Ekosistem KKP, Firdaus Agung, menegaskan bahwa terumbu karang bukan hanya sumber daya alam, melainkan aset ekonomi dan ekologi yang bernilai tinggi.

“Sebagian besar dari kita menganggap terumbu karang sekadar sumber daya alam, padahal ia adalah aset berharga. Kalau kita bisa merawat rumah dan kendaraan yang kita beli, seharusnya kita juga menjaga karang yang menjadi aset alami kita,” ujarnya.

Dengan posisi strategisnya sebagai kawasan konservasi laut sekaligus destinasi wisata bahari, Gili Matra dinilai relevan menjadi lokasi percontohan (pilot area) program asuransi ekosistem laut pertama di Indonesia. Program ini diharapkan dapat menjadi model perlindungan keanekaragaman hayati laut yang berkelanjutan serta memperkuat implementasi ekonomi biru di tanah air.(ris)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut