spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisLestarikan Lingkungan Wisata, Stakeholder Deklarasi Rinjani Zero Waste

Lestarikan Lingkungan Wisata, Stakeholder Deklarasi Rinjani Zero Waste

PARA stakeholder pariwisata dan lingkungan mendeklarasikan Rinjani Zero Waste Camp, di Senaru, Sabtu 7 september 2024 Sejumlah pihak terlibat, meliputi Dinas LHK Provinsi NTB, Dispar NTB, Balai TNGR, Trash Hero Bayan, Pemda diwakili Wabup Lombok Utara, GM Geopark Rinjani, IFG Life, eksedisi Senaru, Guide Rinjani Eco Tour, serta para guide setempat.

Ketua Pelaksana, Lalu Ramli, menyatakan Rinjani Zero Waste sebagai upaya pelestarian lingkungan Gunung Rinjani melalui pendakian bebas sampah. Pasalnya, Gunung Rinjani sebagai salah satu destinasi wisata alam terpopuler di Lombok, terus menarik perhatian pendaki dari berbagai belahan dunia. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung, kawasan ini menghadapi tantangan besar terkait sampah pengunjung yang merusak keindahan Rinjani dan mengancam kelestarian lingkungan.

- Iklan -

“Merespon permasalahan ini, Geopark Rinjani Lombok berkolaborasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyelenggarakan Rinjani Zero Waste Mountain Camp, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi sampah di jalur pendakian sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah sampah masuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dengan melucuti semua sampah sebelum memulai pendakian,” ungkap Ramli.

Rinjani Zero Waste Mountain Camp kali ini mengusung tagline “Proud to be Rinjani Zero Waste Trekker”.  Kegiatan ini berorientasi menciptakan generasi pendaki yang lebih bertanggung jawab dan mendukung pariwisata berkelanjutan di Gunung Rinjani.

Tujuan dan Kegiatan ini berfokus pada praktik pendakian bebas sampah di kawasan TNGR. Kampanye ini sendiri berlangsung 5 hari dari 3 hingga 7 September 2024.

Kegiatan ini mencakup kampanye “Zero Waste Trekking,”  penanaman pohon, bersih gunung, sarasehan, hingga kegiatan edukatif bagi pelajar setempat.

Kegiatan utama dalam program ini meliputi, Kampanye Zero Waste Trekking dengan implementasi semua barang bawaan harus bebas dari potensi sampah sebelum memulai pendakian. “Peserta dianjurkan membawa menu makanan siap saji untuk mengurangi aktivitas memasak dan potensi sampah,” imbuhnya.

Selain itu, peserta juga melakukan penanaman pohon yang dilakukan di Pos 2 Tengengean untuk membantu mengurangi emisi karbon, menyediakan peneduh, dan mengurangi erosi tanah di jalur pendakian; clean up jalur pendakian Sembalun hingga Torean, dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik; Sarasehan Zero Waste Trekking & Launching Buku Panduan, hingga diskusi mengenai konsep zero waste trekking.

“Kami juga mengadakan Geopark Goes to School, Edukasi dan kegiatan interaktif bagi siswa SMA 1 Sembalun tentang pentingnya pelestarian lingkungan,” tandasnya.

Sementara, pendiri Trash Hero Bayan, Sutikno, menambahkan Deklarasi Rinjani Zero Waste memuat 6 poin komitmen untuk mewujudkan pendakian Gunung Rinjani yang bebas sampah. Diantaranya, semua pihak terkait agar menerapkan prinsip pendakian bebas sampah (zero waste trekking) dalam setiap aktivitas pendakian gunung Rinjani. Oleh karena itu, Deklarasi ini mendorong diselenggarakannya pelatihan intensif guna mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dalam manajemen pendakian yang bebas sampah.

Kedua, mendukung penerapan regulasi yang tegas untuk memastikan semua pendaki mematuhi prinsip pendakian bebas sampah. Ketiga, menyebarluaskan dan mengkampanyekan Gerakan Pendakian bebas sampah (zero waste trekking) melalui media massa dan berbagai saluran komunikasi publik. Keempat, mendukung Konsep Zero Waste yang sejati dengan menegaskan bahwa “Zero Waste” bukan berarti menghilangkan sampah dengan cara dibakar yang dapat merusak lingkungan. “Sebaliknya, kami berkomitmen untuk mencegah timbulnya sampah sejak awal dengan perencanaan perjalanan yang matang dan peduli lingkungan,” ungkap Sutikno.

Poin kelima deklarasi adalah mendorong peran pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan perguruan tinggi untuk berkolaborasi dan terlibat secara aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Terakhir, melibatkan dunia usaha dalam pengembangan manajemen logistik pendakian yang bebas sampah, dengan memanfaatkan potensi lokal dan pelibatan pengusaha lokal. “Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat lingkar Rinjani melalui penyediaan logistik pendakian bebas sampah yang mendukung berkembangnya ekonomi lokal secara berkelanjutan,” tandas Sutikno. (ari)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut