Lombok (ekbisntb.com) – Setiap 4 September, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pelanggan Nasional. Momentum ini tidak sekadar seremoni, tetapi menjadi pengingat bagi pelaku usaha untuk selalu menempatkan pelanggan sebagai prioritas utama.

Ketua Lombok Womenpreneur Club (LWC), Indah Purwanti, menegaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah kunci keberlangsungan bisnis, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.

Menurut Indah, pelanggan bukan hanya target penjualan, melainkan mitra yang harus diberi penghargaan melalui pelayanan terbaik. Pelayanan yang ramah, cepat, serta memperhatikan detail kebutuhan konsumen akan membuat pelanggan merasa dihargai dan akhirnya menjadi pelanggan setia.
“Menjaga kepuasan pelanggan itu tidak hanya soal pengusaha, tapi juga seluruh jajaran operasional usaha. Komunikasi yang sopan dan ramah adalah kunci awal membangun hubungan baik dengan konsumen,” ungkap Indah saat ditemui di Mataram, Rabu 3 September 2025.
Pentingnya Komunikasi dan Etika Digital
Lebih lanjut, Indah mengingatkan bahwa dalam era serba digital, hubungan dengan pelanggan tidak berhenti di meja kasir atau saat transaksi berlangsung. Banyak interaksi berlanjut di ruang digital, baik melalui pesan singkat, marketplace, maupun media sosial. Di sinilah komunikasi yang santun dan menghargai privasi pelanggan menjadi semakin penting.
Ia menekankan bahwa setiap dokumentasi bersama pelanggan, baik berupa foto maupun testimoni, tidak boleh serta-merta diunggah ke media sosial. “Setiap foto atau video bersama pelanggan harus melalui izin terlebih dahulu. Ini untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan konsumen,” tegasnya.
Kualitas Produk dan Layanan Jadi Fondasi
Bagi Indah, kualitas produk dan layanan merupakan pondasi utama dalam menjaga keberlangsungan usaha. Ia menegaskan bahwa mendapatkan pelanggan baru mungkin lebih mudah, tetapi mempertahankan mereka agar terus kembali membeli adalah tantangan sesungguhnya.
“Mencari customer itu mudah, tapi mempertahankan mereka menjadi pelanggan jauh lebih sulit. Karena itu, kualitas produk dan ketepatan layanan harus selalu dijaga,” jelasnya.
Ia memberi contoh, banyak UMKM yang berhasil menarik perhatian pembeli dengan promosi besar-besaran, namun gagal menjaga kualitas produk. Akibatnya, pelanggan hanya datang sekali lalu pergi tanpa kembali. Menurut Indah, hal ini sama saja dengan menguras energi tanpa hasil yang berkelanjutan.
Hadapi Kritik dengan Bijak
Tantangan lain yang dihadapi UMKM saat ini adalah semakin terbukanya ruang kritik di media sosial. Indah menyebut fenomena ini sebagai “sisi gelap” dari pemasaran digital. Kritik atau ulasan negatif bisa dengan cepat menyebar dan memengaruhi reputasi usaha.
Namun, Indah menekankan agar pelaku UMKM tidak alergi terhadap kritik. Justru, keluhan pelanggan harus dilihat sebagai masukan berharga untuk evaluasi. “Ketika ada pelanggan yang komplain, kita wajib merespons dengan cepat, meminta maaf, dan memberikan solusi. Bahkan, kami biasa memberikan kompensasi lebih besar agar citra usaha tetap baik. Biasanya, pelanggan yang puas dengan penanganan komplain justru akan kembali berbelanja,” tambahnya.
Investasi Jangka Panjang
Indah berharap peringatan Hari Pelanggan Nasional tahun ini bisa menjadi momentum refleksi bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk semakin profesional dalam mengelola bisnis. Baginya, kepuasan pelanggan bukan sekadar angka penjualan, melainkan investasi jangka panjang.
“Kalau pelanggan sudah percaya, mereka tidak hanya akan kembali membeli, tetapi juga akan merekomendasikan produk atau jasa kita kepada orang lain. Promosi dari mulut ke mulut seperti ini jauh lebih efektif dibandingkan iklan berbayar,” tuturnya.
Indah juga mengajak pelaku usaha untuk mulai menanamkan budaya pelayanan prima sejak dari internal. Setiap karyawan atau tim yang terlibat dalam usaha harus memahami bahwa kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemilik usaha semata.
Dengan komitmen menjaga kualitas produk, memberikan pelayanan terbaik, serta merespons kritik secara bijak, UMKM diyakini mampu bertahan bahkan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat. Momentum Hari Pelanggan Nasional diharapkan tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar menjadi pengingat bahwa pelanggan adalah aset berharga yang menentukan keberhasilan bisnis.(bul)